Terima Pengurus Motor Besar Indonesia (MBI), Bamsoet Ingatkan Pentingnya Nilai-Nilai Brotherhood
JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Ketua Dewan Kehormatan Motor Besar Indonesia (MBI) Bambang Soesatyo menuturkan komunitas otomotif menjadi salah satu elemen penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Lebih dari sekadar kumpulan individu yang memiliki hobi yang sama, komunitas otomotif juga berperan penting dalam memupuk nilai-nilai brotherhood serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui semangat kebersamaan yang kuat, komunitas otomotif tidak hanya mendukung pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antar anggota yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada stabilitas dan kesatuan bangsa.
“Dengan mengedepankan kolaborasi dan kerjasama antar anggota dari berbagai latar belakang, komunitas otomotif dapat menjadi contoh bagi kelompok lain dalam menumbuhkan rasa kebersamaan dan soliditas sosial. Melalui solidaritas antar anggota, kegiatan sosial, dan acara-acara yang melibatkan berbagai kalangan, komunitas otomotif dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan harmonis,” ujar Bamsoet usai menerima jajaran Motor Besar Indonesia (MBI) di Jakarta, Selasa (10/12/24).
Jajaran MBI hadir antara lain Ketua Umum terpilih Darus Raden Jayalalana, Ketua Dewan Pembina Rio Castello, Ketua Dewan Penasehat Basrizal Koto, Brigjen Pol. Putu Putera, Made Hariantha, Andri Noviar, Eko Cahyono, Erwin MP, Triyoga Dharmawan, Kencono Purbo Sedhowo, Heri Gunawan, Iskandar Putra, Niko Marcelino, Hangga, Dior dan Ferdinan.
Ketua MPR RI ke-15 dan Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, sikap brotherhood dalam komunitas otomotif menciptakan rasa saling memiliki dan kepedulian di antara para anggotanya. Nilai-nilai brotherhood dalam komunitas otomotif dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Semisal, dukungan antar anggota, solidaritas saat menghadapi kesulitan, musyawarah dalam menyelesaikan perselisihan, ataupun kerjasama dalam menggelar acara bersama. Data dari Asosiasi Automotif Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 60% anggota komunitas otomotif aktif terlibat dalam kegiatan sosial, yang memposisikan mereka sebagai motor penggerak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Salah satu contoh nilai brotherhood di komunitas motor adalah adanya anggota yang secara sukarela mengajarkan pemula tentang mekanisme motor, modifikasi, ataupun cara berkendara yang aman. Kegiatan semacam ini tidak hanya meningkatkan keterampilan individu, tetapi juga memperkuat ikatan antar anggota dan menciptakan rasa persaudaraan yang kuat,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, komunitas otomotif juga dapat berkontribusi dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Komunitas otomotif seringkali menjadi jembatan komunikasi antara berbagai kelompok etnis dan lingkungan yang berbeda. Dengan beragamnya latar belakang para anggotanya, komunitas harus mampu merangkul perbedaan dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk saling menghormati dan belajar satu sama lain.
“Ditengah tantangan globalisasi dan disintegrasi sosial yang sering dihadapi oleh bangsa ini, komunitas otomotif memiliki peran strategis dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Komunitas menjadi ruang dimana nilai-nilai lokal dan tradisional tetap dipertahankan, sekaligus menerima pengaruh positif dari budaya global. Melalui diskusi, pertukaran pengetahuan, dan kolaborasi, komunitas menciptakan suasana yang inklusif dan mendukung, yang pada akhirnya membantu memperkuat rasa nasionalisme anggotanya,” pungkas Bamsoet. (*)