JAKARTA – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo tidak heran jika elektabilitas Presiden Joko Widodo masih jauh mengungguli rivalnya, Prabowo Subianto. Celebes Research Center merilis elektabilitas Joko Widodo 56,1 persen dan Prabowo Subianto 31,7 persen.
“Kinerja Presiden Joko Widodo selama empat tahun ini terbukti mendapat respon positif dari masyarakat. Namun demikian, Prabowo ternyata cukup tangguh mengejar. Pertarungan pada 17 April nanti akan sangat seru sekali. Semua berada di tangan rakyat mau memberikan kedaulatan kepada siapa, karena itu jangan Golput,” ujar Bamsoet saat menghadiri rilis survei nasional Celebes di Jakarta (10/02/19).
Turut hadir menjadi narasumber antara lain, anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi Anggawira, Direktur Penggalangan Pemilih Muda TKN Jokowi-Maruf Amin Bahlil Lahadalia, Rektor Universitas Al Azhar Asep Saifuddin dan pengamat politik dari UIN Adi Prayitno.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan kebumen ini yakin, kedua kandidat baik Jokowi maupun Prabowo akan semakin gencar memanfaatkan sisa waktu yang hanya sekitar dua bulan lagi menuju pencoblosan. Semua hal masih bisa terjadi, elektabilitas masih bisa naik dan turun.
“Walaupun pertarungan sengit, tapi rasionalitas harus tetap dikedepankan. Hindari melakukan kampanye hitam seperti menghasut permusuhan, mempolitisasi agama, maupun menyebarkan hoax dan ujaran kebencian,” tutur Bamsoet.
Selain mengajak kedua kandidat mengedepankan sikap kenegarawanan, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini tidak lupa mengajak para pendukung masing-masing kandidat untuk membuka hati dan pikiran. Kenali lebih jauh masing-masing capres, timbang dengan baik plus dan minus maupun track record keduanya.
“Jadilah pemilih yang cerdas karena memutuskan pilihan setelah melalui pertimbangan yang matang. Bukan karena pertimbangan emosi sesaat. Bijaksanalah mencari rekam jejak keduanya, bukan hanya dari group WA atau media sosial saja. Melainkan juga harus menggali dari sumber-sumber media massa yang sudah jelas kredibilitasnya,” urai Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara ini mengingatkan, usai 17 April, semua pihak juga harus bersatu kembali. Apapun hasil Pemilu harus diterima dengan bijaksana oleh kedua Capres maupun pendukungnya. Jika merasa ada kejanggalan, bisa diteruskan ke proses hukum. Bukan dengan melakukan agitas maupun propanda yang memancing konflik sosial.
“Usai 17 April, kita kembali bersama sebagai satu bangsa, satu negara. Yang menang jangan jumawa, yang kalah jangan tidak terima. Jika tidak melalui kepemimpinan nasional, masih banyak bentuk pengabdian yang bisa diberikan kepada bangsa dan negara. Menjadi warga negara yang baik, serta mendukung berbagai program kerja pemerintah juga merupakan bentuk bakti kepada Ibu Pertiwi,” pungkas Bamsoet. (*)