BALI – Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (ARDINDO) bersama sekitar 121 asosiasi/himpunan perusahaan yang terbagi dalam 12 kelompok asosiasi/himpunan, mengikuti Konvensi Anggota Luar Biasa Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), yang digelar secara virtual pada Jumat (25/6/21). Konvensi dilakukan untuk menetapkan wakil dari masing-masing kelompok yang akan menjadi peserta penuh dalam Munas VIII KADIN Indonesia.
“ARDINDO bersama 9 asosiasi lainnya berada di Kelompok 7 (Asosiasi-Asosiasi Jasa Perdagangan dan Jasa Ekspor – Impor). Hasil konvensi menetapkan ARDINDO bersama ASPANJI (Asosiasi Pengusaha Pengadaan Barang dan Jasa Indonesia) mewakili Kelompok 7 menjadi Peserta Penuh dalam Munas VIII KADIN Indonesia,” ujar Bamsoet usai mengikuti Konvensi Anggota Luar Biasa Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), secara virtual dari Bali, Jumat (25/6/21).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, penyelenggaraan Munas merupakan momentum untuk melakukan review mengenai berbagai langkah dan kebijakan yang telah dilakukan KADIN. Untuk kemudian menyusun langkah ke depan dalam bentuk program kerja KADIN dan membuka berbagai akses untuk menjaring aspirasi yang berkembang untuk memajukan KADIN.
“Terlebih saat ini dampak pandemi tidak hanya memukul sektor kesehatan masyarakat, melainkan juga menggerus perekonomian nasional. Ekonomi Indonesia pada tahun 2020 terkontraksi sebesar 2,07 persen, mengantarkan Indonesia pada jurang resesi. Perlu kerja keras dari semua pihak, khususnya KADIN Indonesia sebagai wadah organisasi perdagangan dan industri, untuk membangun optimisme pelaku ekonomi nasional untuk bersama-sama bangkit dari resesi,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menerangkan, KADIN Indonesia juga harus membangun iklim usaha yang dapat mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru. Inovasi ini diperlukan agar dalam menghadapi persaingan global, dunia usaha Indonesia mampu menawarkan alternatif-alternatif dan terobosan-terobosan baru yang lebih baik dari berbagai aspek.
“Mengingat menurut Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index), menempatkan Indonesia pada posisi ke-85 dari 131 ekonomi negara di dunia. Posisi tersebut belum mengalami peningkatan sejak tahun 2018. Artinya, diperlukan langkah-langkah kreatif sebagai stimulus untuk mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru di tanah air,” pungkas Bamsoet. (*)