Bamsoet Berikan Bantuan Kepada Supir Taksi dan Minta Pemerintah Bantu Potongan Harga BBM
JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Gerak BS dan Relawan 4 Pilar terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada kelompok masyarakat yang profesinya ikut terdampak Covid-19. Kali ini bantuan diberikan kepada para supir taxi yang mengandalkan pendapatan harian. Bantuan ratusan paket sembako berisi beras premium, mie instan, minyak goreng, teh, susu, kecap, kornet, sabun serta hand sanitizer Mandom.
Hadir dalam acara tersebut ketua MPR RI, para direksi, ketua serikat pekerja Taxi Bluebird serta wakil ketua dan Sekjen Gerak BS Amriyati dan Ratu Dian.
“Pendapatan supir taxi yang sebelumnya sudah bersaing dengan taxi online, kini juga harus tergerus akibat Covid-19. Jika hari biasa, mereka masih bisa mengandalkan konsumen perkantoran, otomatis dengan berlakunya PSBB, pendapatan mereka jauh berkurang. Uluran tangan dari kita semua akan sangat membantu mereka mengarungi hari-hari di tengah pandemi Covid-19. Minimal, mereka tak perlu khawatir untuk makan sehari-hari,” ujar Bamsoet usai menyerahkan bantuan kepada Serikat Supir Taxi Blue Bird, di Jakarta, Senin (4/5/20).
Termasuk juga lanjut Bamsoet, diharapkan bantuan dan perhatian pemerintah dalam bentuk pemotongan harga BBM bagi pengemudi Taxi.
Mantan Ketua DPR RI ini menilai, kehadiran virus Covid-19 turut membuka mata kita semua. Betapa masih rapuhnya sistem jaminan sosial dan sistem kesehatan nasional. Memang semua negara dunia tidak siap menghadapi pandemi Covid-19. Tapi ada satu hal yang membedakannya, yakni kesigapan aparatur dan lembaga negara.
“Untuk Indonesia, kita patut bersyukur semangat gotong royong Pancasila yang digaungkan para pendiri bangsa, ternyata masih tetap hidup dalam sanubari semua elemen bangsa. Semangat gotong royong itulah yang kini menyelamatkan bangsa Indonesia dari keterpurukan akibat Covid-19,” tandas Bamsoet.
Khusus bagi dunia usaha seperti taxi konvensional layaknya Blue Bird, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini meminta managemen bisa kreatif dan adaptif melakukan terobosan. Jika tak bisa mengandalkan konsumen perkantoran akibat PSBB, managemen bisa mendorong kerjasama dengan berbagai rumah sakit untuk memfasilitasi antar jemput dokter dan tenaga kesehatan. Sehingga keselamatan dan keamanan mereka terjamin, para supir taxi juga tetap bisa mendapat penghasilan.
“Kerjasama juga bisa dilakukan dengan kantor-kantor yang bergerak di industri kesehatan, telekomunikasi serta industri lainnya yang masih diizinkan beroperasi ditengah PSBB. Para karyawannya yang harus tetap bekerja namun tak bisa menggunakan kendaraan umum, bisa menggunakan antar jemput taxi. Mereka pasti tertarik, apalagi jika ada diskon khusus dari managemen taxi. Di saat pandemi seperti ini, rasanya tak apa-apa mengorbankan marjin keuntungan. Terpenting aktifitas kantor tetap berjalan, para supir taxi tetap mendapatkan pendapatan,” pungkas Bamsoet. (*)