Bamsoet Cek Kesiapan Bandara Kertajati Menjadi Bandara Khusus Haji, Umroh dan Pusat Logistik Indonesia Serta Pusat Pemeliharaan (MRO) Pesawat

2
Dec

Bamsoet Cek Kesiapan Bandara Kertajati Menjadi Bandara Khusus Haji, Umroh dan Pusat Logistik Indonesia Serta Pusat Pemeliharaan (MRO) Pesawat

MAJALENGKA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengecek kesiapan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)/Kertajati di Kabupaten Majalengka menerima pengalihan kargo dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta. Tidak hanya itu, dirinya juga mendukung pengembangan Bandara Kertajati Menjadi Bandara Khusus Haji, Umroh dan Pusat Logistik Indonesia Serta Pusat Pemeliharaan Pesawat (MRO) dan Freighter Center Hub/Cargo Village. Terlebih managemen bandara telah menyiapkan lahan seluas 68,4 hektar, dengan nilai investasi mencapai Rp 1,3 triliun.

“Kapasitas kargo BIJB bisa mencapai 500.000 ton per tahun. Berbagai fasilitas juga telah disiapkan, seperti office area, regulated agent, container parking area, gas station, domestic cargo, hingga international cargo,” ujar Bamsoet saat kunjungan kerja dan bertemu managemen Bandara Internasional Kertajati, di Kantor Managemen, Majalengka, Kamis (2/12/21).

Turut hadir antara lain Direktur BIJB Muhammad Singgih, Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto, Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dan Kepala Biro BUMD & Investasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Irfan Hadisiswanto. Hadir pula jajaran Asia Cargo Airlines, antara lain Group CEO Marco Isaak, Chief Operating Officer Fuad Bafana, serta Director of Air Operations Capt. Atiq M Amin.

Ketua DPR RI ke-20 dan Mantan Ketua Komisi III Bidang Hukum & Keamanan DPR RI ini menjelaskan, lokasi BIJB sangat strategis karena dikeliling berbagai kawasan industri. Seperti Cipali West Subang seluas 10,408 hektar; Cipali East Subang seluas 4,806 hektar; Cipali Indramayu seluas 2,875 hektar; Butom seluas 4,092 hektar; Kertajati seluas 1,415 hektar; hingga Patimban seluas 542 hektar. Akses transportasi BIJB juga didukung dua infrastruktur besar di Jawa Barat. Di antaranya Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Serta akses Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu yang terhubung ke Kota Bandung.

“Tidak heran jika banyak perusahaan kargo baik nasional maupun internasional yang tertarik menjadikan BIJB sebagai terminal logistik mereka. Seperti yang direncanakan Asia Cargo Airlines, perusahaan kargo nasional yang menjadi bagian dari Asia Cargo Network Group yang berbasis di tiga negara, Malaysia, Indonesia, dan Singapura. Niat baik dari berbagai perusahaan kargo tersebut harus segera direspon oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Perhubungan,” jelas Bamsoet.

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini memaparkan, pada tahun 2020, di 15 bandara PT Angkasa Pura II mampu melayani lalu lintas kargo udara mencapai 436.049 ton. Pada kuartal I/2021, Angkasa Pura II sudah melayani lalu lintas 105.411 ton kargo udara. Diprediksi pada akhir tahun 2021 jumlahnya mencapai 445.049 ton. Apalagi di tengah suasana pandemi Covid-19, kecenderungan orang berbelanja melalui e-Commerce semakin meningkat. Sehingga meningkatkan peluang bisnis kargo.

“Dengan mengoperasikan BIJB sebagai pusat logistik nasional, UMKM Indonesia juga bisa lebih mudah mengekspor hasil produksinya. Karena adanya kecepatan dan kemudahan dalam proses ekspor dan perizinan. Disisi lain, juga bisa menghidupkan aktifitas di BIJB agar tak sepi atau bahkan seperti mati suri seperti sekarang ini,” pungkas Bamsoet. (*)

Leave a Reply