JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dikukuhkan sebagai Ketua Umum (Sang Ketua) Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) masa bakti 2021-2025, berdasarkan hasil Musyawarah Nasional Virtual keluarga besar Tarung Derajat pada 8 April 2021. Sebagai cabang olahraga sekaligus seni bela diri kebanggaan Indonesia, lahir dari kreasi anak bangsa Guru Haji Achmad Dradjat (AA Boxer), Tarung Derajat telah menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sejak tahun 1997.
Memiliki pekikan salam persaudaraan yang khas, ‘BOX!’, Tarung Derajat juga terlibat di Pekan Olahraga Nasional (PON) sejak tahun 2000. Bahkan juga dipertandingkan di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) dan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS).
“Kini tugas kitalah melebarkan sayap Tarung Derajat agar semakin mendunia. Salah satunya memperjuangkan agar Tarung Derajat turut dipertandingkan pada Sea Games XXXII tahun 2023 di Kamboja. Setelah sebelumnya pada Sea Games 2017 di Malaysia, Sea Games 2019 di Philipina, dan Sea Games 2021 di Vietnam, Tarung Derajat belum berhasil masuk sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan,” ujar Bamsoet saat dikukuhkan sebagai Ketua Umum Tarung Derajat, di Jakarta, Jumat (9/4//21).
Turut hadir Sang Guru Tarung Derajat Haji Achmad Dradjat (Aa Boxer) Sang Guru Badai Meganagara Drajat, dan Sang Guru Rimba Dirgantara Drajat.
Hadir secara virtual Ketua Umum PB KODRAT 2017-2021 Hary Tanoesoedibjo yang kini dipercaya menjadi Ketua Dewan Penasihat PB KODRAT 2021-2025, Sang Guru Dara Mentari Dradjat, serta 22 pengurus provinsi Tarung Derajat dari seluruh wilayah Indonesia. Bamsoet juga mengajak Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (purn) Budi Gunawan sebagaibKetua Dewan Pembina PB KODRAT 2021-2025 dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menjadi Ketua Dewan Kehormatan PB KODRAT 2021-2025.
Kepengurusan organisasi PB KODRAT mulai dibentuk sejak tahun 1994. Ketua Umum pertama dipegang Wakil Gubernur Jawa Barat Brigade Jenderal TNI H.M. Sampurna (1994-1997). Selanjutnya Letnan Jenderal TNI (purn) Soeryatama Soebrata (1997-2002), Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-23 Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu (2002-2006), Menteri Kehutanan Indonesia ke-9 M.S. Kaban (2006-2010), Menteri Kehutanan Indonesia ke-10 Zulkifli Hasan (2010-2014), Letnan Jenderal TNI Mar (purn) Alfan Baharudin (2014-2017), dan Hary Tanoesoedibjo (2017-2021).
Sang Guru Tarung Derajat Aa Boxer menjelaskan, Tarung Derajat adalah ilmu, tindakan moral dan sikap hidup yang memanfaatkan kemampuan daya gerak otot, otak dan nurani secara realistis dan rasional. Terutama pada upaya penguasaan dan penerapan lima daya gerak moral, yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, keuletan pada sistem ketahanan dan pertahanan diri yang agresif dan dinamis pada bentuk-bentuk gerakan pukulan, tendangan, tangkisan, bantingan, kuncian, hindaran dan gerakan anggota tubuh penting lainnya.
“Para petarung Tarung Derajat memiliki jiwa dan perilaku yang tidak menyombongkan diri. Bahkan terkesan seperti orang yang penurut dengan sikapnya yang tunduk demi menghindari keangkuhan, sebagaimana tergambar dalam semboyan ‘Aku Ramah Bukan Berarti Takut. Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk’,” tutur Sang Guru Tarung Derajat Aa Boxer.
Ketua DPR RI ke-20 ini menambahkan, semboyan tersebut memiliki makna mendalam. Bahwa menekuni olahraga dan seni bela diri Tarung Derajat bukanlah untuk ajang gagah-gagahan. Melainkan untuk menjaga kehormatan diri, bangsa, dan negara.
“Tak heran jika Tarung Derajat digunakan sebagai beladiri resmi anggota TNI dan Polri. Bahkan juga masuk dalam kurikulum resmi Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Intelijen Negara (STIN) dan kehebatannya sempat didemonstrasikan saat kelulusan dan inagurasi STIN yang dihadiri Saya sendiri sebagai Ketua MPR, Ketua DPR Ibu Puan Maharani, Kepala BIN Budi Gunawan, Menpan RB Tjahyo Kumolo, Seskap Pramono Anung, Mantan Kepala BIN Hendro Priyono dan Ketua Komisi I DPR Meutya Hafidz,” ujar Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menerangkan, agar Tarung Derajat bisa semakin mendunia, terlebih dahulu perlu penguatan organisasi mulai dari tingkat pusat sampai provinsi. Bahkan, sampai ke tingkat cabang sebagai ujung tombak pengembangan. Serta perlu menciptakan kaderisasi dan regenerasi tenaga pelatih secara terpadu.
“Tak kalah penting juga mengaktifkan kembali keberadaan Federasi Internasional Tarung Derajat yang pernah ada. Sebagai pintu masuk ke kancah olahraga di tingkat regional dan internasional,” pungkas Bamsoet. (*)