JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai sosok Sabam Sirait tidak hanya sekadar menjadi tokoh senior di PDI Perjuangan, melainkan juga telah mejadi tokoh senior dan guru politik bagi bangsa Indonesia. Kiprahnya di dunia politik kebangsaan sangat mumpuni. Ia mampu berpolitik bersama tujuh presiden Indonesia, dari mulai Presiden pertama Soekarno hingga Presiden ketujuh Joko Widodo. Menunjukan bahwa sosok Sabam Sirait merupakan pelintas batas waktu politk Indonesia.
“Politisi lain boleh datang dan pergi. Ada yang hanya di satu periode kepemimpinan presiden, atau ada juga yang hanya bisa bertahan beberapa tahun. Tidak demikian dengan Sabam Sirait. Keberadaannya di tujuh kepemimpinan presiden membuktikan bahwa kiprah politiknya tidak lekang oleh waktu. Sekaligus menunjukan bahwa pemikiran dan kiprahnya senantiasa dibutuhkan oleh bangsa,” ujar Bamsoet usai melayat ke rumah duka mendiang Sabam Sirait didampingi Putranya Mauara Sirait dan Komjen Pol (P) Nanan Soekarna di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (30/9/21).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, lahir di Pulau Simardan, Tanjungbalai, Sumatera Utara, 13 Oktober 1936, Sabam Sirait merupakan penerima Bintang Mahaputra Utama. Hal ini tidak lepas dari berbagai pengabdian yang pernah ia lakukan.
Antara lain sebagai anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR) periode 1967-1973, anggota DPR RI periode 1973-1982, anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI) periode 1983-1993, anggota DPR RI periode 1992-2009, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2019-sekarang.
“Di kepartaian, Sabam Sirait pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 1963-1967, Sekjen Parkindo 1967-1973, dan merupakan penandatangan deklarasi pembentukan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), 10 Januari 1973. Ia bahkan menjadi Sekjen PDI tiga periode, yakni 1973-1976, 1976-1981, dan 1981-1986. Sabam juga turut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), September 1998. Ia menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI-P 1988-2008,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan, tidak hanya aktif memperjuangkan tegaknya demokrasi dan kemanusiaan di dalam negeri. Sosok Sabam Sirait juga aktif memperjuangkan hal serupa di dunia internasional. Ditunjukan dengan sikapnya mendukung kemerdekaan negara Palestina.
“Saya termasuk pengagum keteguhan prinsip berpolitik yang diajarkan Pak Sabam. Para pemuda yang ingin dan sedang terjuan di dunia politik, harus terlebih dahulu membaca biografi dan mempelajari perjalanan hidup Pak Sabam. Sehingga tidak menjadi politisi pragmatis ataupun politisi musiman,” pungkas Bamsoet. (*)