Bamsoet: Kongres Sebelum Pelantikan Presiden Berikan Keuntungan Bagi PDI Perjuangan
BALI – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo memandang pelaksanaan Kongres PDI Perjuangan yang dilakukan jauh hari sebelum pelantikan Presiden-Wakil Presiden pada Oktober 2019 ini memberikan banyak keuntungan bagi PDI Perjuangan. Selain memberikan cukup waktu untuk semakin mensolidkan dukungan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo, juga memberikan keuntungan bagi PDI Perjuangan dalam menata kembali mesin partai pasca Pemilu 2019.
“Sehingga saat pasangan Joko Widodo – KH Maruf Amin resmi dilantik menjadi Presiden – Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024, PDI Perjuangan sudah siap tancap gas, tak perlu lagi disibukan dengan kongres atau konsolidasi internal lainnya. Langkah seperti ini seharusnya juga ditiru oleh partai politik Koalisi Indonesia Kerja lainnya,” ujar Bamsoet saat menghadiri pembukaan Kongres V PDI Perjuangan di Bali, Kamis (08/08/19).
Turut hadir antara lain Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Presiden terpilih 2019-2024 KH Maruf Amin, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Manoarfa dan Ketua Umum Partai Hanura Osman Sapta Odang.
Tak hanya itu, Bendahara Umum DPP Partai Golkar 2014-2016 ini menambahkan pelaksanaan Kongres V PDI Perjuangan yang berlangsung di Bali, 8-10 Agustus 2019 ini tidak hanya akan menjadi pijakan bagi internal PDI Perjuangan dalam menguatkan struktur kepartaiannya. Melainkan turut menguatkan struktur lapisan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam.
“Sosok Ibu Megawati Soekarnoputri dengan segala sepak terjangnya di kehidupan politik, kebangsaan, maupun kenegaraaan telah menjadi inspirasi bagi siapapun. Beliau tak pernah lelah mengajak kita semua, untuk selalu menjaga dan mengamalkan Pancasila. Sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara selalu guyub. Tak tercemar paham radikalisme, ekstrimisme maupun ideologi transnasional, yang bukan hanya tak sesuai jati diri Bangsa Indonesia, namun juga menjadi pengoyak ikatan persaudaraan kita,” tutur Bamsoet.
Sejalan dengan Presiden Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini juga menegaskan bahwa demokrasi Indonesia bukanlah demokrasi liberal ala barat yang mengedepankan sengitnya persaingan. Melainkan Demokrasi Pancasila yang mengedepankan musyawarah untuk mufakat.
“Sifat gotong royong dan toleransi sebagai bagian dari demokrasi Pancasila tak boleh kita lupakan hanya akibat tingginya tensi politik. Pasca Pemilu semua elemen masyarakat dan juga elite politik harus kembali bergandengan tangan membangun Indonesia. Tantangan yang dihadapi Indonesia kedepannya sangat kompleks. Butuh sumber daya manusia unggul yang mampu menjalin kolaborasi, bukan manusia individualis yang hanya sibuk menebar benci,” tandas Bamsoet.
Karenanya, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mengapresiasi kehadiran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Kebesaran hati Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo dan pimpinan Parpol lainnya semakin membuat kehidupan berbangsa kembali harmonis. Sekaligus membuktikan kepada dunia, bahwa demokrasi Indonesia telah tumbuh dengan matang.
“Para peserta Kongres juga memberikan sambutan hangat kepada Pak Prabowo Subianto. Artinya, permasalahan Pemilu 2019 sudah selesai. Para pendukung sudah mulai kembali berbaur, menyatukan kembali ikatan saudara kebangsaan. Inilah salah satu momen berharga yang ada di Kongres V PDI Perjuangan. Karena diatas kepentingan politik, masih ada kepentingan nasional yang harus selalu dikedepankan,” pungkas Bamsoet. (*)