Ngobras Bareng Milienial Marsya Gusman
JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai sosok Marsya Gusman yang menjadi pendiri sekaligus penggerak organisasi Womenpedia, telah menyemarakan kegiatan pemberdayaan perempuan di Indonesia. Bergerak pada pengembangan soft skill dan hard skill, Womenpedia telah menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan, kelas, hingga lokakarya, baik secara daring maupun tatap muka, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) perempuan Indonesia.
“Kemampuannya di dunia digital cukup mumpuni, terbukti dengan memenangkan kontes Miss Internet 2017 yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ia juga menempati posisi 3rd runner up dalam ajang Miss Asia International (2018). Jauh sebelumnya, ia dianugerahi Miss Earth Best Talent 2016,” ujar Bamsoet saat berbincang dengan Marsya Gusman dalam Podcast Ngobras sampai Ngompol (Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik) untuk konten youtube Bamsoet Channel, di Jakarta, Kamis (10/12/20).
Ketua DPR RI ke-20 ini memandang, pemberdayaan perempuan yang dilakukan Marsya Gusman melalui Womenpedia tidak hanya bermanfaat pada peningkatan kualitas hidup perempuan, melainkan juga mendorong transformasi perubahan sosial masyarakat menjadi lebih baik. Upaya tersebut patut diteladani dan menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya.
“Hingga kini masih banyak rumah tangga yang dikepalai perempuan. Data Profil Perempuan Indonesia 2019 mencatat, dari 67,94 juta kepala keluarga yang ada di Indonesia, 10,31 juta diantaranya dikepalai oleh perempuan. Sebagian besar jenis pekerjaan perempuan yang menjadi kepala keluarga, sebanyak 40,5 persen memiliki usaha sendiri, 28,61 persen adalah buruh/karyawan/pegawai, 14,97 persen usaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar, dan 10,08 persen sebagai pekerja bebas,” tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menekankan, karena itulah pemberdayaan terhadap perempuan sangat penting. Terlebih dengan memanfaatkan teknologi informasi, bisa mendatangkan banyak peluang dalam pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi. Kebanyakan perempuan, khususnya sebagai ibu rumah tangga, tidak bisa membuka usaha karena kesulitan mengatur waktu. Melalui digitalisasi, sistem pemasaran dan jual beli bisa dilakukan secara daring, sehingga bisa dilakukan dari rumah.
“APJII melaporkan, penetrasi internet Indonesia hingga Kuartal II 2020 mencapai 196,7 juta atau 73,7 persen dari total populasi di Indonesia. Naik 8,9 persen dibanding tahun 2019. Tak heran jika dalam laporan e-Conomy SEA 2020 oleh Google, Temasek, dan Bain and Company mengungkapkan ekonomi digital di Indonesia secara keseluruhan diperkirakan akan mencapai USD 44 miliar setara Rp 624,2 triliun pada 2020, bisa melesat tiga kali lipat pada 2025 menjadi sekitar USD 124 miliar,” tutur Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, Colombo Plan yang merupakan organisasi internasional dengan 25 negara anggota yang berasal dari negara berkembang dan maju di kawasan Asia dan Pasifik, telah menjadikan Indonesia sebagai role model dalam pemberdayaan perempuan di dunia. Menunjukan bahwa kerja keras pemerintah dan organisasi masyarakat terhadap perempuan di Indonesia telah diakui dunia.
“Salah satu ketertarikan mereka, menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan, karena sekitar 76 persen UMKM di Indonesia melibatkan perempuan sebagai tulang punggungnya. Memperlihatkan bahwa perempuan Indonesia tak hanya bisa menjadi Ibu maupun kepala keluarga, maupun juga bisa menjadi tulang punggung perekonomian nasional,” pungkas Bamsoet.
Seperti apa keseruan obrolan Bamsoet bersama Marsya Gusman, bisa disaksikan selengkapnya di Podcast Ngobras sampai Ngompol di akun Youtube Bamsoet Channel. (*)