JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melakukan silahturahni bersama keluarga besar Ikatan Motor Indonesia (IMI), Motor Besar Indonesia (MBI), Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS), Majelis Taklim BS dan Brain Society Center (BS Center). Acara silahturahmi dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Selain seluruh peserta silahturahmi sudah menerima vaksinasi, terlebih dahulu juga dilakukan swab antigen memastikan tidak ada yang terpapar virus Covid-19.
“Momen silahturahmi di bulan Syawal 1442 H menjadi kekuatan persaudaraan kebangsaan antara IMI, MBI, Gerak BS, Majelis Taklim BS dan BS Center. Melalui sikahturahmi, kita bisa saling memahami, sekaligus membumikan nilai-nilai religius setelah sebulan penuh bertafakur dan beribadah menjalankan puasa Ramadhan. Selain juga dijadikan momen untuk saling melakukan introspeksi diri,” ujar Bamsoet dalam acara silahturahmi bersama IMI, MBI, Gerak BS, Majelis Taklim BS dan BS Center, di Jakarta, Minggu (6/6/21).
Ketua DPR RI ke-20 sekaligus Ketua Umum IMI ini menjelaskan, silahturahmi merupakan ritual khas rakyat Indonesia, yang bahkan tidak ditemui di negara lainnya Tidak sekadar menjadi ajang kumpul-kumpul, silahturahmi juga bisa dijadikan sarana komunikasi yang efektif antar berbagai organisasi untuk saling membantu dan membesarkan, yang pada akhirnya membawa dampak positif bagi masing-masing organisasi.
“Dilihat dari sisi silaturahim,m juga dapat menjadi perantara untuk memperluas rezeki dan memperpanjang umur. Sebagaimana diingatkan Nabi Besar Muhammad SAW, barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia bersilaturahmi,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus pendiri Gerak BS, Majelis Taklim BS dan BS Center ini menerangkan, penyelenggaraan silahturahmi juga merefleksikan ajaran islam yang mengedepankan kerukunan. Baik antar sesama pemeluk agama maupun dengan pemeluk agama lainnya. Membawa pesan penting bahwa sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat hidup sendiri.
“Kita harus senantiasa menunjukan bahwa penduduk muslim Indonesia adalah pemeluk islam yang Rahmatan Lil Alamin, dengan mengedepankan nilai tasamuh (toleran), tawazun (seimbang/harmoni), tawassuth (moderat), dan ta’adul (keadilan). Sehingga tidak memberikan ruang sedikitpun bagi radikalisme dan ekstrimisme,” pungkas Bamsoet. (*)