Site icon Bambang Soesatyo

Bamsoet: Tujuan Saya Maju Ketum Untuk Memastikan Partai Golkar Tak Lagi Terpuruk

JAKARTA – Ketua DPR RI yang juga Wakorbid Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo menegaskan Partai Golkar sebagai partai tengah, tidak boleh tinggal diam melihat kondisi bangsa yang sedang diobrak-abrik kekuatan ideologi ekstrimisme dan radikalisme. Partai Golkar tidak boleh melupakan sejarah pendiriannya sebagai benteng NKRI.

“Sudah waktunya Partai Golkar merapikan rumahnya agar bisa menjadi rumah yang nyaman bagi para purnawirawan, ulama dan tokoh agama lainnya, serta masyarakat sipil pada umumnya. Jika sebagai partai tengah, Partai Golkar gagal mengkonsolidasikan persaudaraan kebangsaan, masa depan Indonesia yang menjadi taruhannya,” ujar Bamsoet saat bertemu jajaran redaksi Kompas Media Group, di Menara Kompas, Jakarta, Senin (22/07/19).

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Wakil Pemimpin Umum harian Kompas Rikard Bagun dan Budiman Tanuredjo, Pemimpin Redaksi harian Kompas Ninuk Pambudy, Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosiana Silalahi, dan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho.

Karenanya, Bendahara Umum DPP Partai Golkar 2014-2016 ini menyampaikan, bukan zamannya lagi kader Partai Golkar saling berebut kekuasaan atau gontok-gontokan. Sebagai partai politik tertua, Partai Golkar justru harus solid dan menjadi teladan bagi partai politik lainnya. 

“Terutama menjadi contoh bagi millenial, bahwa jalan politik sesungguhnya adalah jalan kemuliaan. Karena dengan politiklah, arah masa depan bangsa ditentukan. Agar millenial bisa melirik Partai Golkar, tidak ada jalan lain selain melakukan transformasi besar-besaran di internal Partai Golkar. Sehingga image Partai Golkar sebagai partai jadul yang ketinggalan zaman bisa berubah menjadi partai gaul yang penuh energik dan penuh kegairahan,” tandas Bamsoet.

Lebih jauh Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, sesungguhnya Partai Golkar punya berbagai kekuatan yang tidak dimiliki partai politik lainnya. Selain berpengalaman, Partai Golkar yang didirikan KOSGORO, SOKSI, dan MKGR ini juga punya berbagai organisasi kemasyarakatan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Antara lain Satkar Ulama, Majelis Dakwah, Alhidayah, Himpunan Wanita Karya, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia. Serta ditunjang organisasi sayap seperti Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG). Didukung pula kekuatan akar rumput dari Pemuda Pancasila dan Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI).

“Namun sayangnya berbagai kekuatan tersebut tak bisa dimaksimalkan, bahkan cenderung terabaikan. Padahal jika disentuh, berbagai organisasi tadi bukan hanya bisa menguatkan Partai Golkar, melainkan juga menguatkan kebangsaan Indonesia. Sehingga mau seganas apapun ideologi transnasional mengacak-acak Indonesia, Golkar bisa menghalaunya,” tegas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan, dirinya tidak masalah jika Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar untuk memilih ketua umum dilaksanakan seusai pelantikan presiden-wakil presiden pada Oktober 2019. Hal ini sebagai pembuktian bahwa dirinya maju menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar bukan untuk membangun dinasti kekuasaan atau menempatkan orang-orang tertentu menjadi menteri.

“Tujuan saya menjadi ketua umum bukanlah demi kekuasaan. Tetapi menjalankan amanah dari pengurus daerah untuk memastikan masa depan Partai Golkar tidak lagi terpuruk. Tantangan Partai Golkar di masa mendatang akan sangat besar. Tidak hanya melakukan konsolidasi internal mengembalikan kekuatan partai, melainkan juga membantu pemerintah menghadapi merebaknya ideologi transnasional yang bertujuan menggusur Pancasila,” pungkas Bamsoet. (*)

Exit mobile version