Di tengah hiruk pikuk persiapan menyongsong penyelenggaran Pemilu 2019, Ketua DPR Bambang Soesatyo mendorong semua kementerian ekonomi dan Bank Indonesia (BI) untuk tetap fokus dan antisipatif. Bamsoet menilai, gejolak atau ketidakpastian perekonomian global tahun ini tetap berpotensi menghadirkan dampak negatif bagi perekonomian nasional.
Untuk memelihara sekaligus menjaga suasana kondusif, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menghimbau semua kekuatan politik di dalam negeri dihimbau untuk lebih menahan diri, dengan menghindari manuver-manuver yang dapat mengganggu pertahanan dan keamanan nasional, termasuk ketahanan ekonomi, serta konsisten memelihara ketertiban umum.
“Persiapan dua agenda Pemilu 2019, pemilihan presiden (Pilpres) dan Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg), sejauh ini berjalan lancar. Maka, pelaksanaan Pilpres dan Pilpres nantinya pun harus dipastikan aman dan lancar sebagai cerminan pesta demokrasi. Keamanan dan kelancaran Pilpres dan Pileg itu tentu butuh dukungan dari semua elemen masyarakat,” ujar Bamsoet
Legislator Partai Golkar Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini meyakini, Pilpres dan Pileg 2019 yang damai akan memberi kontribusi signifikan bagi ketahanan dan perkembangan perekonomian nasional, khususnya ketika Indonesia pun tak luput dari ancaman akibat ketidakpastian atau gejolak perekonomian global.
“Semua negara berkembang masih harus menunggu dan antisipatif terhadap perkembangan perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Cina. Selain itu, semua bank sentral, termasuk BI, pun masih harus mengantisipasi rencana bank sentral AS, Federal Reserve, menaikkan suku acuan atau Fed Fun Rate (FFR) pada tahun ini,” terangnya
Kendati otoritas moneter AS mulai terlihat tidak lagi agresif, menurut mantan Ketua Komisi III ini rencana menaikkan FFR tahun ini sudah dijadikan opsi sehingga tetap harus diantisipasi. Bagaimana, pun kata Bamsoet, stabilitas nilai tukar rupiah diharapkan tetap terjaga di tengah ketidakpastian global tahun ini.
“Jika Indonesia kondusif, target pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,3 persen niscaya bisa diwujudkan. Selain ditopang konsumsi masyarakat sebesar 5,1 persen dan konsumsi pemerintah 5,4 persen, ekspor juga diharapkan bisa bertumbuh guna mengimbangi pertumbuhan impor. Sementara itu, aktivitas sektor bisnis, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM), diharapkan terus berkembang karena alokasi pertumbuhan kredit per 2019 ditargetkan sampai di atas 13 persen,” Imbuhnya.
Lebih lanjut Ia menambahkan, “Persiapan dan pelaksanaan Pilpres serta Pileg 2019 sekali-kali tidak boleh membuat Indonesia, khususnya tim ekonomi pemerintah, lengah. Sebaliknya, karena ketidakpastian masih menyelimuti perekonomian global, semua kementerian ekonomi, BI dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK), harus tetap fokus dan antisipatif.” (Bamsoet)