Dihadapan Calon Anggota HMI, Bamsoet Ajak Pemuda Terlibat Aktif Penanganan Covid-19
JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menuturkan dampak pandemi Covid-19 turut menyasar kelompok pemuda. Bisa dilihat dari sektor pendidikan yang menyebabkan lebih dari 90 persen pelajar di seluruh dunia atau sekitar 1,5 hingga 1,6 miliar anak muda di 188 negara termasuk Indonesia, terpaksa tidak masuk sekolah/kampus akibat pembatasan kontak fisik. Sementara pembelajaran jarak jauh (daring) masih menyisakan beberapa persoalan, seperti kesenjangan literasi teknologi serta kesenjangan kapasitas dan fasilitas jaringan yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Dari sektor perekonomian, resesi ekonomi akan berdampak pada ketidakpastian nasib jutaan generasi muda yang akan memasuki pasar tenaga kerja. Sebelum pandemi Covid-19, Bank Dunia memperkirakan pada dekade berikutnya, generasi muda siap kerja berjumlah sekitar 1 miliar, dan diperkirakan hanya 400 juta yang akan terserap pasar tenaga kerja. Akibat pandemi Covid-19, nasib sekitar 600 juta generasi muda yang tidak terserap pasar tenaga kerja akan semakin tidak menentu,” ujar Bamsoet saat mengisi Masa Perkenalan Calon Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang, secara virtual di Jakarta, Jumat malam (23/10/20).
Ketua DPR RI ke-20 ini menuturkan, dari sektor kesehatan, generasi muda juga termasuk yang paling rentan terpapar Covid-19. Mengingat masih banyaknya generasi muda yang bekerja di sektor informal dan menggantungkan pendapatan dari upah harian. Serta posisi sebagai bagian dari tulang punggung keluarga, telah memaksa mereka harus tetap bekerja di masa pandemi dengan segala resiko. Baik resiko terpapar maupun resiko menularkan kepada anggota keluarganya.
“Di satu sisi, pemuda menjadi bagian dari ‘korban’ pandemi, sama halnya dengan kelompok masyarakat lain yang terdampak Covid-19. Di sisi lain, pemuda adalah kelompok masyarakat yang paling potensial dan diharapkan menjadi faktor kunci dalam implementasi program penanganan pandemi,” tutur Bamsoet.
Anggota Dewan Pakar Korps Alumni HMI (KAHMI) ini mensyukuri cukup banyak generasi muda menjadi sukarelawan pada berbagai aksi sosial. Namun sebagaimana diakui Kementerian Pemuda dan Olahraga, banyaknya relawan muda yang membantu penanganan pandemi Covid-19 belum terorganisir dengan baik. Untuk mengoptimalkan peran pemuda dalam penanganan pandemi, perlu diperhatikan beberapa aspek.
“Pertama, karena pandemi hadir pada era disrupsi, dimana kemajuan teknologi dan modernitas telah memengaruhi tatanan pada seluruh sektor kehidupan, maka implementasi peran pemuda mesti diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi. Hal ini dapat dilakukan misalnya pada penyusunan konten dan format sosialisai penerapan protokol kesehatan melalui berbagai platform dan medium yang kreatif, sehingga lebih mempunyai daya tarik,” ucap Bamsoet.
Kedua, lanjut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini, mendorong peran pemuda untuk menghadirkan informasi yang sehat dan inklusif di tengah masyarakat. Hadirnya era internet di mana tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 64 persen, penyebarluasan berbagai informasi terkait penangananan pandemi melalui media online menjadi penting.
“Tidak saja untuk memberikan informasi yang akurat dan mendidik, tetapi juga untuk mengimbangi dan menangkal informasi hoax tentang Covid-19. Hal ini sangat penting, karena merujuk pada data Kementerian KOMINFO, hingga Rabu 21 Oktober 2020, tercatat ada temuan 2.025 hoax terkait Covid-19,” tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, dalam kapasitasnya sebagai penggerak perubahan sosial, generasi muda harus diberi ruang memadai agar dapat berkontribusi dalam berbagai program yang diselenggarakan setiap pemangku kepentingan. Kesuksesan penanganan pandemi akan sangat dipengaruhi oleh seberapa optimal generasi muda memberikan kontribusinya.
“Generasi muda adalah sumber daya potensial yang mempunyai peran sentral untuk mendukung kesuksesan berbagai program penanganan pandemi Covid-19. Kita yakini bersama bahwa semangat gotong royong adalah wujud kearifan lokal yang sudah lekat dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, dalam situasi keprihatinan di masa pandemi Covid-19 ini, generasi muda sangat diharapkan menjadi bagian dari solusi, dengan aktif dalam berbagai aksi sosial yang terorganisir,” pungkas Bamsoet. (*)