JAKARTA – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menaruh harapan besar kepada Kepala BASARNAS yang baru, Marsdya Bagus Puruhito, agar bisa melanjutkan penguatan kelembagaan yang sudah dilakukan pendahulunya, Marsdya TNI M. Syaugi. Khususnya, dalam meningkatkan response time dalam kualitas pelayanan Search and Rescue (SAR).
“Agar respon tindak awal musibah pelayaran, penerbangan, bencana alam, ataupun musibah lainnya bisa semakin meningkat, perlu ada penguatan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang dilakukan secara berkesinambungan. Karena, keberhasilan operasi SAR salah satunya dilihat dari keberhasilan meminimalkan korban jiwa,” ujar Bamsoet usai menghadiri Serah Terima Jabatan Kepala BASARNAS, Jakarta, Kamis, (31/01/19).
Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, di wilayah geografis Indonesia terdapat tiga lokasi pertemuan lempeng tektonik, yaitu Indo-Austria, Eurasia dan Pasific. Sehingga sangat rentan terhadap terjadinya bencana alam, baik gempa bumi maupun tsunami. Selain bersiap menghadapi bencana alam, BASARNAS juga harus bersiap menghadapi potensi kecelakaan transportasi yang kadang tidak bisa diprediksi.
“BASARNAS harus standby 24 jam sehari, dan 7 hari seminggu. Setiap detik dilewati dengan kewaspadaan, karena musibah apapun bisa terjadi kapanpun. Disinilah letak keutamaan BASARNAS, karena menyelamatkan nyawa manusia tidak bisa diukur oleh apapun,” tutur Bamsoet.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini menambahkan, DPR RI selalu siap bekerjasama dengan BASARNAS. Terutama dalam menyiapkan anggaran tambahan.
“Tahun 2019 ini BASARNAS mendapat alokasi anggaran sekitar Rp 2 triliun. Tentu angka ini masih jauh dari yang diharapkan. DPR RI dan pemerintah punya political will yang tinggi agar kedepannya kita bisa meningkatkan pendapatan APBN, sehingga BASARNAS bisa mendapat alokasi anggaran yang lebih tinggi. Sehingga paling tidak anggaran BASARNAS bisa mencapai Rp 5 triliun,” tutur Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mendorong adanya kerjasama internasional pelatihan SAR antara BASARNAS dengan Badan SAR dari negara-negara lain. Pemerintah bisa memanfaatkan hubungan baik dengan berbagai negara sahabat, sehingga kerjasama yang dilakukan tidak hanya dalam latihan militer, pertukaran informasi intelijen, ataupun kerjasama pertahanan dan keamanan saja.
“Setiap negara di dunia pasti sangat concern terhadap SAR, karena ini menyangkut hidup manusia. BASARNAS perlu didorong lebih jauh agar melakukan pelatihan maupun pendidikan skala internasional. Dengan demikian pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusianya bisa semakin melesat,” pungkas Bamsoet. (*)