JAKARTA – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan para pemuda zaman now harus mampu menjadi motor pembangunan. Tidak boleh kalah dengan para pemuda di era kemerdekaan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Jika dulu pemuda berperan sebagai motor kemerdekaan, maka saat ini yang dibutuhkan adalah pemuda yang menjadi motor pembangunan. Bung Karno pernah mengatakan ‘Beri Aku 10 Pemuda, Akan Kuguncang Dunia’. Jika Bung Karno memiliki optimisme yang begitu tinggi atas pemuda, saya juga memiliki optimisme yang sangat tinggi bahwa pemuda-pemuda yang ada dihadapan saya saat ini mampu memberikan peran aktif terhadap proses pembangunan dan menjadi solusi atas permasalahan bangsa,” ujar Bamsoet saat membuka Kongres Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) XV di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (1/12/18).
Hadir dalam acara ini antara lain Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI Roberth Rouw, Anggota Fraksi Nasdem DPR RI Irma Suryani, Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Jawa Barat Tati Noviati, Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Soni Soemarsono, Asisten Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Luhur Prajarto dan Sekretaris Kesbangpol Provinsi Jawa Barat Khairul Naim.
Politisi Partai Golkar ini memaparkan dalam bidang bisnis khususnya start up, Indonesia patut berbangga karena mempunyai CEO-CEO muda dengan ide-ide yang brilian. Misalkan Achmad Zacky dengan bukalapaknya, Nadiem Makarim dengan Gojeknya, William Tanujaya dengan Tokopedianya, Ferry Unardi dengan Travelokanya dan masih banyak lagi.
“Yang ingin saya garis bawahi adalah jika kita mempunyai sumber daya yang brilian dan banyak untuk bidang bisnis, maka seharusnya kita juga tidak kekurangan sumber daya yang brilian untuk bidang politik dan kebijakan publik,” tandas Bamsoet.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menandaskan, usia muda bukan menjadi hambatan untuk menduduki pos-pos tertinggi negara. Sebut saja Sebastian Kurz yang menjadi Kanselir Austria pada usia 31 tahun, kemudian ada Macron yang menjadi Presiden Perancis dalam usia 39 tahun, atau Justin Trudeau yang menjadi Perdana Menteri Kanada pada usia 44 tahun.
“Kita melihat bahwa dunia tidak lagi menggunakan patronage system, melainkan merit system. Sehingga, siapa saja yang berprestasi akan berkesempatan dan berpotensi menjadi pemimpin. KNPI harus mampu menjadi embrio yang melahirkan para pemimpin bangsa,” tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan, ada ancaman yang tidak kalah besar yang siap menerkam para pemuda. Sebagai contoh, Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa pengguna narkoba di Indonesia adalah yang terbesar di Asia, yaitu mencapai 5,1 juta orang. Ironisnya dari jumlah tersebut sebesar 40 persen adalah pemuda.
“Selain itu kita juga menghadapi permasalahan berupa tingkat pengangguran yang tinggi yang berkontribusi terhadap tingkat kriminalitas. Menurut data Badan Pusat Statistik mencapai angka 6,87 juta jiwa. Ancaman lain yang mengintai pemuda yaitu bertebarannya ideologi yang mengancam NKRI, panasnya perseteruan anak bangsa yang diakibatkan pertarungan Pemilu, maraknya hoax yang disebabkan rendahnya minat baca dan masih banyak potensi-potensi permasalahan lainnya,” urai Bamsoet.
Bagi Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini, berbagai masalah tersebut membutuhkan solusi yang out of the box dan secara implementasi tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Harus ada upaya terintegrasi oleh seluruh stake holder bangsa.
“Saya punya keyakinan yang tinggi akan potensi KNPI untuk memecahkan masalah-masalah bangsa. KNPI sebuah organisasi yang unik, sangat dinamis dan penuh warna karena dibangun sebagai wadah pemuda lintas organisasi, lintas agama, lintas profesi, lintas wilayah dan lintas partai. Ini adalah kelebihan KNPI yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi kepemudaaan lainnya,” pungkas Bamsoet. (*)