PURBALINGGA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi pelantikan Pengurus Besar Gerakan Pemuda Persaudaraan Muslimin Indonesia (PARMUSI) Masa Bakti 2024-2027, dibawah kepemimpinan Ketua Umum Usamah Hisyam. Dalam dunia Islam, pemuda memiliki peran penting dan strategis. Sejarah syiar Islam mencatat, pemuda adalah motor penggerak yang berjuang dengan gigih berani di garda terdepan.
“Narasi tentang karakteristik pemuda Islam yang ideal, juga banyak ditemukan rujukannya dalam ajaran Islam. Antara lain, berakhlak mulia, berani membela yang haq (kebenaran), memiliki semangat rela berkorban, membangun solidaritas (kepedulian sosial), menjaga soliditas kebangsaan (ukhuwah), menyeru pada kebaikan (amar ma’ruf) dan menjauhkan diri dari kejahatan (nahi mungkar); tegak lurus pada ajaran agama (akidah), dan masih banyak lagi,” ujar Bamsoet dalam sambutan virtual pada diskusi publik dan pelantikan PB PARMUSI dari Purbalingga, Minggu (11/2/24).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, keteladanan karakter pemuda Islam juga dapat ditemukan referensinya dalam Al Qur‘an. Misalnya tentang kisah Ashabul Kahfi, sebagaimana dituliskan dalam surat Al Hujurat, tentang beberapa pemuda yang memiliki keteguhan dan integritas moral yang tidak mudah “tergadai“ oleh tekanan otoritas penguasa. Para pemuda ini tidak menjual murah keimanan mereka, atau terbuai oleh kenyamanan hidup.
“Dalam konteks ke-Indonesiaan, seiring perkembangan zaman, peran pemuda Islam dalam pembangunan juga semakin signifikan. Pemuda Islam dituntut untuk dapat menempatkan diri dalam menjalankan berbagai peran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum FKPPI dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila serta Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, sebagai kekuatan moral, pemuda Islam diharapkan mampu memberikan keteladanan akhlak, sikap dan perilaku yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Penguatan komitmen generasi pemuda Islam sebagai kekuatan moral ini terasa kian penting, karena seiring dengan pesatnya laju modernitas zaman, tantangan dalam menghadapi dekadensi moral generasi muda bangsa akan semakin kompleks dan dinamis.
“Sebagai bagian dari agen perubahan, pemuda Islam harus mengawal dan mengambil peran dalam proses transformasi sosial menuju masyarakat madani yang maju, dengan tetap menjadikan keberadaban dan jatidiri ke-Indonesiaan sebagai dasar pijakan. Sebagai penggerak perubahan, pemuda Islam dituntut untuk dapat bersikap kritis, berfikir visioner dan melihat jauh ke depan, serta mempunyai daya kreasi dan imajinasi yang kuat mengenai kondisi ideal yang dicita-citakan,” pungkas Bamsoet. (*)