JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi/syuting film “Anak Kolong”, melalui PIM Pictures dan Garasi Film. Film akan ditayangkan di berbagai layar bioskop, dan layanan streaming MAXstream. Serta tidak menutup kemungkinan nantinya juga tersedia di Netflix. Selain itu, film ini juga akan diikutsertakan dalam berbagai festival film di luar negeri.
Selain diisi para artis ternama yang akan diumumkan dalam waktu dekat, para pemain film “Anak Kolong” juga akan diisi oleh para tokoh FKPPI. Antara lain, Pontjo Sutowo, Bamsoet, Agus Gumiwang Kartasasmita, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, dan lainnya. Film ini berlatar belakang kehidupan Anak TNI AD, TNI AU, TNI AL, dan Polri, mulai dari bintara hingga perwira tinggi, dengan latar belakang perbedaan agama dan etnis.
“Menceritakan tentang pergaulan anak kolong (asrama) yang dibentuk oleh gaya hidup disiplin dan cinta tanah air yang diperoleh dari didikan keras orang tuanya. Memuat pesan moral tentang berbagai perjuangan hidup. Seperti semangat pantang menyerah hingga pentingnya menjaga pluralisme dalam kebangsaan,” ujar Bamsoet saat menerima tim produksi film Anak Kolong, di Jakarta, Rabu (2/4/24).
Hadir antara lain, Ketua PD IX FKPPI DKI Jaya Bambang Dirgantoro, Wakil Ketua Umum HIPWI FKPPI Yaya Tarigan, Produser Anak Kolong Agustinus Sitorus, dan team Production House Film Anak Kolong Hendra Perdana. Hadir pula Sekretaris Jenderal Brain Society Center (BS Center) Dhifla Wiyani.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, tokoh utama film ‘Anak Kolong’ yakni Arya, anak seorang prajurit AD dengan kehidupan yang serba pas-pasan. Ia mempunyai dua orang adik yang tinggal di salah satu asrama dengan ukuran yang serba pas-pasan juga. Arya mendapat didikan disiplin dari ayahnya yang merupakan seorang prajurit, hingga akhirnya ia berhasil menyelesaikan lulusan akademi militer dengan predikat terbaik.
“Agar semakin memantapkan jalan cerita, tim produksi film pada September 2023 lalu sudah melakukan FGD dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kedua kementerian tersebut memberikan dukungan terhadap film ini,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, anak kolong merupakan sebutan dalam bahasa sehari-hari untuk anak tentara atau anak yang besar di asrama tentara. Istilah ini telah dipakai sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Asal usul istilah ini berasal dari keadaan tangsi anggota KNIL yang sangat memprihatinkan.
“Tentara yang berkeluarga ditempatkan pada asrama dengan ukuran kecil dan berhimpitan. Karena kecilnya ruangan, seringkali tidak cukup untuk ditempati lebih dari satu tempat tidur. Akibatnya anak-anak terpaksa tidur di bagian bawah dipan (kolong). Dari sinilah muncul istilah tersebut. Karena itu kehadiran film ini sangat penting, dan pasti akan mendapatkan sambutan meriah, khususnya dari keluarga besar TNI-Polri dan juga anak-anak kolong,” pungkas Bamsoet. (*)