JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga dosen dan alumni S1 Hukum pada FHISIP Universitas Terbuka (UT) serta Dosen Tetap pascasarjana Universitas Borobudur Bambang Soesatyo mengapresiasi dukungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menyumbangkan sekitar 10 persen terhadap APBN, terbesar kedua setelah sektor migas. Menempatkannya sebagai pahlawan devisa negara. Kontribusi yang besar tersebut juga harus dibarengi dengan perlindungan dan pengembangan kapabilitas PMI.
Laporan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), sebanyak 68 persen pekerja migran Indonesia adalah lulusan SD dan SMP. Berakibat terhadap keterbatasan pengetahuan mengenai hak dan kewajiban, sehingga berisiko menjadi PMI yang unprosedural (illegal), kurang memiliki masa depan yang lebih baik (better future), dan tidak memiliki kemampuan melawan ketidakadilan yang dialami selama bekerja di negara penempatan. Karenanya, pengembangan kapabilitas PMI melalui jalur pendidikan adalah hal yang mutlak dilakukan.
“Saya mendukung upaya peningkatan kapabilitas PMI melalui pendidikan tinggi jarak jauh sebagaimana dilakukan UT. Saya sendiri tidak ragu memilih kuliah S1 Hukum pada FHISIP UT dan pada 11 Juli 2023 lalu telah diwisuda oleh Rektor UT Prof. Ojat Darojat sebagai Wisudawan Kehormatan. Saat ini saya kembali mendaftar sebagai mahasiswa UT pada program Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi. Semangat belajar saya yang masih membara ini, semoga bisa menjadi pendorong bagi berbagai anak bangsa untuk tidak ragu dalam menuntut ilmu,” ujar Bamsoet saat memberikan sambutan pada Wisuda Kelompok Belajar (Pokjar) UT Singapura, secara virtual dari Jakarta, Minggu (16/7/23).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, di usianya yang ke-39 tahun, UT terus berkiprah sebagai pelopor pendidikan jarak jauh di Indonesia. Menjadi rujukan berbagai perguruan tinggi lain dalam penggunaan model pembelajaran jarak jauh. Sekaligus memperkuat diri menuju Cyber University yang handal dengan menyediakan berbagai layanan akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam hal pemerataan pendidikan tinggi, UT turut berkontribusi meningkatkan jumlah angka partisipasi kasar (APK) dan daya jangkau layanan pendidikan tinggi di Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, APK Indonesia memang masih kalah dari Malaysia dan Singapura.
“UT telah membuka akses yang luas dalam meningkatkan APK Indonesia, baik bagi warga negara yang ada di dalam negeri maupun yang ada di luar negeri. Pada tahun 2023 ini, UT memiliki jumlah mahasiswa aktif sebanyak 439.222 orang. Sebanyak 3.218 diantaranya berada di luar negeri yang tersebar di 55 Negara dan di 90 Kota. Sebagian besar mahasiswa UT yang ada di luar negeri adalah PMI seperti mahasiswa UT yang ada di Singapura, termasuk yang ikut diwisuda hari ini,” jelas Bamsoet.
Dosen Tetap Pascasarjana Program Doktor Hukum Universitas Borobudur dan Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Alumni Doktor Ilmu Hukum UNPAD (PADIH UNPAD) ini mengakui, bekerja sambil kuliah memang tidak mudah. Satu hal yang perlu diingat, pendidikan adalah investasi, yang bukan saja bernilai ekonomi, tetapi juga sebagai investasi untuk mendapatkan derajat yang lebih tinggi baik dalam kehidupan di dunia maupun diakhirat.
“Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi kualitas hidup dan kesejahteraannya, dan juga memberikan banyak manfaat baik kepada diri sendiri, orang lain maupun bagi bangsa dan negara,” pungkas Bamsoet. (*)