JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Dosen Pascasarjana Universitas Terbuka (UT), Borobudur, Trisakti dan Universitas Pertahanan RI (UNHAN) Bambang Soesatyo menuturkan era teknologi digital telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Internet, media sosial, dan berbagai perangkat teknologi lainnya telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial, mempengaruhi cara berinteraksi, belajar, dan bekerja.
“Di tengah kemajuan teknologi ini, kita juga dihadapkan pada tantangan baru, terutama dalam mendidik generasi muda bangsa di tengah derasnya arus globalisasi. Salah satunya ditandai dengan semakin memudarnya makna teritorial antar negara yang nyaris tanpa batas atau borderless,” ujar Bamsoet saat memberikan orasi ilmiah pada wisuda daerah Universitas Terbuka Medan secara daring dari Jakarta, Minggu (12/5/24).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, peserta didik saat ini tumbuh dan berkembang dalam lingkungan digital yang terus berubah. Mereka diperkenalkan dengan berbagai informasi dan stimulasi internet dari semenjak usia dini.
Dalam konteks ini harus dipahami bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan akademis. Tetapi juga tentang pembentukan karakter dan nilai-nilai positif yang akan membimbing peserta didik dalam menghadapi tantangan di masa depan.
“Digitalisasi juga menciptakan peluang dan membuka kesempatan kerja dan inovasi. Dengan perkembangan teknologi, banyak pekerjaan baru yang muncul dan kemampuan untuk bekerja secara fleksibel dan mandiri semakin meningkat. Mempelajari keterampilan digital yang relevan dan menguasai teknologi, dapat membuka peluang berkarier yang menarik dan menguntungkan,” kata Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI (salah satu dari tiga Ormas pendiri Golkar) dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini memaparkan, merujuk pada data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), saat ini tingkat penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 79,5 persen. Artinya, sekitar 222 juta masyarakat Indonesia, termasuk para mahasiswa, sudah memiliki akses ke internet. Di tingkat global, sekitar 5,35 miliar atau lebih dari 66 persen populasi dunia, terhubung ke internet.
“Internet yang menjadi trend global meniscayakan dua hal. Di satu sisi, menciptakan perkembangan dunia tanpa batas. Desa, kampung, kota, bahkan dunia telah terhubung dalam sebuah jaringan. Internet memberikan peluang yang sama untuk berkembang. Di sisi lain, dunia tanpa batas dalam jaringan internet juga meniscayakan hadirnya kompetisi global,” urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini mengajak para generasi muda khususnya mahasiswa untuk selalu berpikir inovatif dan kreatif. Serta memiliki pemikiran kritis dan analitis (analytical thingking) terhadap data dan informasi. Di masa depan, generasi unggul, mandiri, berkarakter serta berpikir positif harus adaptif dengan perkembangan teknologi digital yang mendunia yang semakin tanpa batas.
“Kecerdasan dan kreativitas diperlukan untuk masuk ke dalam berbagai platform global untuk melangkah lebih maju dalam belantara dunia digital. Untuk itu, para wisudawan dan wisudawati tidak saja dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan di bangku kuliah secara teoritik, tetapi juga penguasaan teknologi sebagai soft skill yang dapat mengubah mindset,” pungkas Bamsoet. (*)