- Kepala BNPB mengatakan mitigasi bencana telah berhasil dimasukkan ke dalam kurikulum sejak beberapa tahun belakangan, baik di pendidikan tingkat dasar maupun tingkat lanjutan. Respon Ketua MPR RI:
A. Mendorong dengan telah dimasukkannya mitigasi bencana dalam kurikulum sekolah, siswa sekolah dapat mengejewantahkan dalam sikap jika terjadi suatu bencana, serta dapat bersinergitas antara BNPB dan Tim SAR dan relawan. Atau dengan kata lain dimaksudkan agar melalui penambahan ilmu tentang mitigasi bencana di dalam kurikulum pendidikan anak-anak usia dini ini, mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana sejak dini.
B. Meminta pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek agar dapat memastikan setiap sekolah, mulai dari PAUD, SD hingga tingkat SMP-SMA benar-benar dapat menerapkan ilmu mitigasi bencana di dalam kurikulum di setiap strata pendidikan.
C. Meminta pemerintah bersama BNPB dan BPBD untuk dapat memberikan bantuan edukasi mengenai mitigasi bencana ke seluruh kelompok usia, sehingga dapat menurunkan resiko atau dampak dari bencana.
D. Mengajak dan mengingatkan seluruh masyarakat bahwa edukasi atau ilmu tentang mitigasi bencana sangatlah penting agar masyarakat lebih peduli terhadap potensi hingga peringatan dini yang dikeluarkan. Mengingat Indonesia diketahui memiliki potensi bencana yang beragam.
- Masih tingginya kasus kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular, seperti stroke, jantung, dan kanker, dengan jumlah kasus sekitar 300.000 kematian per tahun. Respon Ketua MPR RI:
A. Meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan/Kemenkes, bersama peneliti, dokter ahli, dan farmasi, untuk melakukan terobosan yang tepat dalam memberikan pertolongan bagi mereka yang terserang stroke, jantung dan kanker, agar dapat menekan angka kematian akibat penyakit tidak menular tersebut.
B. Meminta pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, untuk menganggarkan dalam APBN berbagai sarana dan prasarana kesehatan di setiap fasilitas kesehatan/faskes yang ada guna mendukung tenaga kesehatan dalam mendeteksi secara dini persoalan kesehatan masyarakat, utamanya untuk penanganan, pengobatan, dan pencegahan penyakit tidak menular tersebut.
C. Meminta pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, untuk memetakan faktor penyebab terjadinya penyakit tidak menular tersebut, agar dapat disosialisasikan gaya hidup sehat yang tepat agar meminimalisir risiko terkena penyakit tidak menular tersebut.
D. Meminta pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, dapat menentukan prioritas target pengurangan angka kematian akibat penyakit tidak menular di Indonesia, seperti menyusun program-program maupun kebijakan yang berkaitan dengan hal tersebut seperti perlunya peralatan kesehatan yang dibutuhkan pada fasilitas kesehatan. Contohnya untuk pengadaan alat CT scan, mammogram, catheterization laboratory atau cathlab, dan sebagainya di rumah sakit dan faskes lainnya yang dapat menunjang kelengkapan pemeriksaan penyakit tidak menular.
- Hari Malaria Sedunia diperingati pada tanggal 26 April tiap tahunnya. Tema Hari Malaria Sedunia 2024 yaitu “Accelerating the fight against malaria for a more equitable world” atau “Mempercepat perjuangan melawan malaria untuk dunia yang lebih adil”. Respon Ketua MPR RI:
A. Meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan/Kemenkes, agar dapat menjabarkan tema tersebut kedalaman berbagai program kegiatan untuk mengakhiri malaria secara nasional, diantaranya yang selama ini telah dilaksanakan seperti tidak membiarkan adanya genangan air, menggiatkan program Jumantik di setiap RT untuk memberikan ABT sebagai penghambat berkembangnya jentik nyamuk malaria. Disamping tentunya memberikan obat-obatan untuk penyembuhan bagi mereka yang terserang penyakit malaria.
B. Meminta pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, dapat mengklaster daerah-daerah di Indonesia yang dapat dikatakan bahwa penyakit malaria masih menjadi endemi dan yang sudah tidak memiliki kasus penyakit malaria, sebagaimana disampaikan berdasarkan data Kemenkes tahun 2023, yaitu di Papua, Papua Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur/NTT, daerah tersebut agar dapat dilakukan upaya untuk meningkatkan pengendalian terhadap penyakit malaria.
C. Meminta pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, menyusun program jangka panjang untuk memberantas dan menekan kasus malaria di Indonesia, diantaranya melalui pengelolaan lingkungan habitat nyamuk, pemantauan dan pengendalian jentik atau Anopheles dan Aedes, pemantauan dan pengendalian nyamuk, konservasi hutan dan lingkungan, serta berbagai kegiatan yang bisa menunjang pengendalian malaria di Indonesia.
D. Meminta pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, mempersiapkan pelayanan kesehatan untuk penanganan malaria di berbagai fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia, serta memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penanganan dini apabila terjangkit malaria, seperti gejala demam tinggi, menggigil, dan mirip flu, agar dapat dilakukan langkah penanganan yang cepat dan tepat, dan melakukan langkah pencegahan yang tepat agar tidak terjangkit malaria.
Terimakasih.