JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo bersama OSIS SMA Labschool bekerjasama menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dalam rangkaian acara Sky Nation 2024 SMA Labschool Kebayoran, Jakarta. Penyelenggaraan Sky Nation 2024, sebuah ajang lomba ketangkasan baris-berbaris yang diikuti oleh Tim PASKIBRA (Pasukan Pengibar Bendera) dari SMA dan SMP se-Jabodetabek, adalah manifestasi dari pembangunan karakter dan jatidiri pelajar yang dapat menggugah semangat nasionalisme, serta memupuk rasa cinta tanah air.
“Pelatihan PASKIBRA adalah ibarat ‘kawah candradimuka’, tempat di mana para pelajar ditempa dan digembleng, mengenai kekompakan, kedisiplinan, serta jiwa kepemimpinan. Muaranya jelas, yaitu terwujudnya generasi muda bangsa yang memiliki kepribadian unggul dan berdaya saing, berjiwa Pancasila, dan berhati Indonesia,” ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di SMA Labschool Kebayoran, Jakarta, Sabtu (4/5/24).
Hadir antara lain Kepala Sekolah SMA Lab School Kebayoran Risang Danar Dana, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Doni Handrisanyah,
Kepala Pengelola Sekolah Lab School UNJ Totok Bintoro, para guru dan siswa SMA Labschool Kebayoran.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, mewujudkan pribadi-pribadi dengan karakter kepribadian unggul dan berdaya saing, berjiwa Pancasila, dan berhati Indonesia, akan selalu menghadirkan tantangan. Tantangan itu akan mewujud pada beragam fenomena, salah satunya yang bangsa Indonesia hadapi saat ini, khususnya bagi generasi muda bangsa adalah berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi.
“Lompatan kemajuan teknologi informasi ini ditopang dengan hadirnya gadget yang semakin canggih dengan fitur-fitur yang memanjakan penggunanya. Sebagai gambaran, pada tahun 2023, jumlah handphone aktif di Indonesia mencapai 354 juta, padahal jumlah penduduknya hanya 278 juta. Senada dengan melimpahnya jumlah gadget yang beredar, jumlah pengguna internet pun hampir mencapai 80 persen dari total jumlah penduduk Indonesia,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum FKPPI dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila serta Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga berpotensi menghadirkan ‘sisi gelap’ kemajuan peradaban. Kewaspadaan terhadap ‘sisi gelap’ kemajuan teknologi informasi, terutama dampaknya bagi generasi muda, menjadi penting untuk kita kemukakan. Misalnya kita dapat bercermin dari catatan Badan Intelijen Negara (BIN), bahwa remaja dan generasi muda adalah elemen masyarakat yang paling rentan terpapar oleh paham radikalisme.
“Rujukan lain, hasil survei indeks keadaban digital (Digital Civility Index) yang dilakukan Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling ‘tidak sopan’ di kawasan Asia Tenggara. Faktor yang mempengaruhi buruknya indeks keadaban digital antara lain hoax dan penipuan (47 persen), ujaran kebencian (27 persen), dan diskriminasi (13 persen),” pungkas Bamsoet. (*)