JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menekankan bahwa perempuan memiliki kontribusi penting sebagai ‘ibu bangsa’. Terlebih seiring dinamika dan tantangan dalam pembangunan yang semakin kompleks, dibutuhkan sumberdaya manusia yang tidak sekadar memiliki kompetensi dan daya saing, namun juga berkarakter.
Artinya, pendidikan yang holistik menjadi faktor menentukan. Di sinilah peran penting dari ‘ibu bangsa’, karena dari rahim kaum perempuan dan dari buaian kaum ibu, pendidikan paling elementer dan paling fundamental bagi setiap generasi bangsa, mulai dibentuk dan ditanamkan.
“Begitupun dalam menghadapi Pemilu 2024, para kaum Ibu juga memiliki peran penting untuk memastikan keluarganya tidak termakan hoax apalagi sampai ikut menyebarkan hoax. Kaum ibu memiliki peran penting dalam menjaga Pemilu tetap semarak dengan duka cita, bukan berujung dengan air mata,” ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama organisasi Wirawati Catur Panca, di Gedung Nusantara IV MPR RI, Jakarta, Rabu (29/11/23).
Turut hadir antara lain Ketua Umum Wirawati Catur Panca Pia Feriasti Megananda, Sekretaris Umum Wirawati Catur Panca Damayanti Moehono, serta tokoh perempuan Okky Asokawati.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini juga mengapresiasi perjalanan 47 tahun Wirawati Catur Panca yang terus tumbuh dan berkembang menjadi organisasi modern yang tetap konsisten dalam memperjuangkan harkat, martabat, dan kedudukan wanita Indonesia. Dalam konteks kemajuan peradaban, isu utama yang masih mengemuka adalah isu keadilan dan kesetaraan gender, di mana wanita bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan kaum pria.
Karenanya patut disyukuri banyak kemajuan yang telah dicapai kaum perempuan Indonesia. Tercermin dari kenaikan indeks pemberdayaan gender, yang pada tahun 2022 mencatatkan rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir, mencapai 76,59 poin (kategori tinggi). Indeks pemberdayaan gender ini diukur dari tiga dimensi, yaitu proporsi keterwakilan perempuan dalam parlemen, proporsi perempuan yang bekerja sebagai pengambil keputusan, dan distribusi pendapatan.
“Indeks pembangunan gender yang menggambarkan rasio indeks pembangunan manusia antara perempuan dan laki-laki, juga terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022 lalu mencapai 91,63 poin, yang merupakan angka tertinggi dalam satu dasawarsa terakhir,” jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, ditengah kemajuan juga masih terbuka banyak ruang dan peluang, yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh kaum perempuan. Misalnya keterlibatan perempuan dalam parlemen yang meskipun saat ini sudah meningkat hingga mencapai 21,9 persen, namun masih belum memenuhi kuota 30 persen yang disediakan bagi keterwakilan perempuan di parlemen.
“Momentum Pemilu 2024 harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar menjadi titik balik penguatan pemberdayaan perempuan. Berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan KPU, jumlah pemilih perempuan sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah pemilih laki-laki. Dari 204,81 juta jiwa daftar pemilih, sebanyak 102,58 juta (lebih dari 50 persen) adalah pemilih perempuan,” pungkas Bamsoet. (*)