KEBUMEN – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menuturkan urgensi untuk membela Pancasila tidak hadir dari ruang hampa. Jika merujuk pada serangkaian hasil survei tentang Pancasila selama periode tahun 2017 hingga 2023, akan ditemukan relevansi dan kontekstualitas argumen yang mendasari pentingnya merawat dan memperjuangkan nilai-nilai luhur Pancasila agar tidak semakin tergerus oleh gelombang peradaban.
“Tahun 2017, survei CSIS menemukan bahwa masih ada sekitar 9,5 persen generasi milenial yang setuju mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain. Angka 9,5 persen bukanlah angka yang sedikit, karena 9,5 persen dari penduduk Indonesia pada tahun 2017 yang berjumlah 264,5 juta jiwa, adalah setara dengan 25,1 juta jiwa. Apalagi angka tersebut adalah representasi generasi milenial yang akan meneruskan estafet kepemimpinan nasional di masa depan,” ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Politeknik Piksi Ganesha Indonesia Kebumen Jawa Tengah, Kamis (18/1/24).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, pada tahun 2018, hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan, masyarakat yang pro terhadap Pancasila telah mengalami penurunan sekitar 10 persen, dari 85,2 persen pada tahun 2005, menjadi 75,3 persen pada tahun 2018. Artinya, terdapat degradasi kesadaran dan komitmen masyarakat dalam memaknai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara.
“Masih ditahun yang sama, survei LSI dengan responden para pelajar juga menemukan fakta bahwa hanya 6,2 persen siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi wawasan kebangsaan. Fakta ini mengindikasikan, betapa pemahaman dan apresiasi generasi muda bangsa tentang wawasan kebangsaan masih sangat perlu diupgrade,” kata Bamsoet.
Dosen pascasarjana Universitas Pertahanan RI (UNHAN) dan Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Alumni Doktor Ilmu Hukum UNPAD ini memaparkan, tahun 2020, hasil survei Komunitas Pancasila Muda dengan responden kaum milenial dari 34 provinsi, mencatat bahwa masih ada sekitar 19,5 persen responden yang merasa tidak yakin bahwa nilai-nilai Pancasila penting, atau relevan bagi kehidupan mereka.
Keprihatinan terhadap hasil survei tentang Pancasila tidak berhenti sampai di sini. Survei Setara Institute yang dipublikasikan pada tanggal 17 Mei 2023 mencatat, bahwa 83,3 persen siswa SMA menganggap Pancasila bisa digantikan oleh ideologi yang lain.
“Gambaran mengenai serangkaian hasil survei di atas mengisyaratkan sebuah pesan penting. Harus ada komitmen kuat dari segenap elemen bangsa, untuk membumikan nilai-nilai luhur Pancasila agar menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” pungkas Bamsoet. (*)