KEBUMEN – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo meminta seluruh elemen bangsa membangun komitmen kolektif untuk mewujudkan suasana kondusif dan iklim politik yang menyejukkan. Esensi dari kontestasi politik adalah memenangkan hati rakyat, sehingga apa pun hasilnya harus bermuara pada kepentingan rakyat, bukan justru menempatkan rakyat pada kutub-kutub yang berseberangan.
“Pemilu tidak boleh menimbulkan residu konflik di tengah masyarakat. Pemilu juga tidak semestinya dimaknai semata-mata sebagai implementasi demokrasi prosedural. Pemilu harus benar-benar dimaknai untuk memilih para wakil rakyat atau pimpinan negara terbaik, tanpa harus membuat perpecahan ditengah masyarakat,” ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Kebumen di Kebumen Jawa Tengah, Kamis (18/1/24).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, saat ini kader Pemuda Pancasila tersebar di tiga cabang kekuasaan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Bahkan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin telah menjadi Anggota Kehormatan Pemuda Pancasila.
“Pada Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, Pemuda Pancasila juga menempatkan kadernya yang tersebar di berbagai partai politik. Ini membuktikan Pemuda Pancasila tidak kemana-mana, tapi ada dimana-mana,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum FKPPI/kepala Badan Bela Negara FKPPI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini meminta setiap kader Pemuda Pancasila senantiasa menjadi patriot yang menampilkan wajah Pancasila. Bukan menampilkan wajah premanisme maupun nilai-nilai yang tidak sesuai ajaran Pancasila.
“Keberadaan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin dalam keluarga besar Pemuda Pancasila meneguhkan bahwa antara nilai-nilai nasionalis dan nilai agamis bisa berbaur dalam rumah besar Pancasila. Karena nilai nilai Pancasila sesungguhnya tidak pernah bertentangan dengan nilai-nilai nasionalisme maupun nilai-nilai agama,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum FKPPI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, sejak didirikan pada 28 Oktober 1959 atas inisiasi Jenderal Besar AH Nasution, Pemuda Pancasila yang kini berusia 64 tahun telah memainkan banyak peranan penting dalam menjaga, menyebarkan, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila.
“Karenanya, setiap kader harus betul-betul memahami seluk-beluk dan suasana kebatinan organisasi, memiliki jatidiri yang mengakar, serta memiliki loyalitas dan komitmen kuat untuk mewujudkan cita-cita organisasi. Yaitu mengimplementasikan nilai–nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” pungkas Bamsoet. (*)