JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Dewan Kehormatan Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPP Polri) Bambang Soesatyo bersyukur memasuki usia ke-19 tahun, KBPP Polri terus tumbuh dan berkembang. Beradaptasi dan berinovasi seiring dinamika zaman, menjaga marwah organisasi, dan senantiasa berupaya membangun kapasitas dan kapabilitas organisasi.
“Sepanjang 19 tahun berkiprah, KBPP Polri selalu menempatkan diri sebagai mitra strategis pemerintah dalam implementasi berbagai program pembangunan. Di tengah pandemi Covid-19, KBPP Polri juga hadir dengan kontribusi nyata untuk membantu masyarakat terdampak pandemi, melalui berbagai aksi sosial kemanusiaan,” ujar Bamsoet usai menghadiri syukuran ulang tahun KBPP Polri ke-19, di Jakarta, Selasa (1/3/22).
Turut hadir Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Anggota Komisi III DPR RI Irjen Pol (P) M Nurdin MM dan para pengurus KBPP Polri, antara lain Ketua Umum Evita Nursanty (Anggota DPR RI Fraksi PDIP), Dewan Penasihat KBPP Polri Komjen Pol (purn) Nanan Soekarna, Bendahara Umum Arinta Samiktiawati, Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antar Lembaga Muhammad Rapsel Ali (Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem), serta Ketua Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi Enita Adyalaksmita.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, KBPP Polri juga harus mewaspadai perkembangan geopolitik global. Di bidang pertahanan dan keamanan, misalnya, dinamika lingkungan strategis global diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar yang telah menempatkan Indonesia pada pusat kepentingan global. Jika tidak siap dan waspada Indonesia dapat tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batas dan waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi.
“Indonesia juga menghadapi ancaman yang umumnya bersifat internal. Bentuk gangguannya adalah separatisme, terorisme, konflik komunal, radikalisme, bencana alam, serta persoalan keamanan perbatasan. Beberapa bentuk gangguan lain adalah keamanan maritim dan kejahatan transnasional,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini menerangkan, kondisi tersebut menuntut bangsa Indonesia, terutama penyelenggara negara, para elite politik dan pemuka masyarakat, hingga organisasi kemasyarakatan, seperti KBPP Polri untuk bersatu. Bekerja keras, bergotong royong melaksanakan pembangunan di segala bidang kehidupan untuk meningkatkan harkat, martabat, dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
“KBPP Polri harus terus meningkatkan perannya dalam membangun dan memantapkan jati diri bangsa. Sehingga bisa mewujudkan suatu karakter masyarakat dan sistem sosial yang berakar pada nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri, yang bersifat khas, unik, modern, dan unggul. Masyarakat yang berhati Indonesia dan berjiwa Pancasila,” pungkas Bamsoet. (*)