JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan para pengusaha muda untuk memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi dalam pengembangan dunia usaha. Diperlukan kreatifitas dan inovasi para pengusaha muda dalam menghadapi era society 5.0 agar mampu menjawab tantangan dunia usaha kedepan.
“Belum lama memasuki era revolusi industri 4.0, kini dunia sudah dihadapkan pada konsep era society 5.0. Jika tidak ingin tertinggal, para pengusaha muda harus mampu beradaptasi dan berinovasi untuk menjawab tantangan zaman tersebut,” ujar Bamsoet saat menerima Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (HIPMI JAYA) di Jakarta, Senin (20/9/21).
Badan Pengurus Daerah HIPMI Jaya yang hadir antara lain Ketua Umum Sona Maesana, Sekretaris Umun Alipudin, Ketua OKK Harizah Persiana serta Sayed Muhammad.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua BPP HIPMI ini memaparkan agar mampu bersaing di pasar global, para pengusaha muda harus memiliki dan mengimplementasikan nilai kolaboratif, kreatif dan inovatif. Dengan nilai kolaboratif, para pengusaha muda diharapkan mampu bekerja bersama, saling memberi dan menerima sebagai bentuk positive interdependence atau saling ketergantungan yang positif.
“Nilai kreatif mengajarkan untuk memperkaya perspektif dalam menghadapi setiap persoalan, sehingga mampu melahirkan gagasan dengan berbagai alternatif solusi. Sementara nilai inovatif mendorong kita untuk tidak terjebak pada zona nyaman, dan selalu berusaha menemukan gagasan-gagasan baru yang memberikan nilai tambah yang lebih optimal,” urai Bamsoet.
Kepala Badan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, saat ini rasio kewirausahaan di Indonesia masih rendah, yaitu sebesar 3,47 persen dari total penduduk sekitar 270 juta jiwa. Jumlah tersebut belum mampu memacu perekonomian nasional menjadi bergeliat.
“Indonesia masih perlu meningkatkan serta mengejar tingkat kewirausahaan negara tetangga, seperti Singapura yang berada di 8,7 persen dan Malaysia di 5 persen. Pemerintah dan HIPMI harus mampu mendorong generasi milenial untuk mau menjadi wirausaha baru, sehingga mampu menjadikan bonus demografi Indonesia sebagai berkah bagi perekonomian bangsa,” pungkas Bamsoet. (*)