JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo menuturkan IMI bersama para pelaku UMKM knalpot dari satu daerah pemilihan Bamsoet, yakni Kabupaten Purbalingga akan bekerjasama memajukan usaha knalpot di tanah air. Khususnya dalam memenuhi kebutuhan knalpot untuk kendaraan balap yang selama ini masih bergantung dari impor. Padahal walaupun impor, knalpot untuk kebutuhan balap tersebut, bahan awalnya juga dari Indonesia, khususnya dari Purbalingga.
Walaupun saat ini dunia, termasuk Indonesia, sedang beralih ke kendaraan listrik yang notabene tidak membutuhkan knalpot, namun proyeksi 10 tahun kedepan industri knalpot di tanah air tetap akan mendapatkan posisi strategis. Geliat industri modifikasi, terlebih dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Perhubungan RI No.45/2023 Tentang Kustomisasi Kendaraan Bermotor, masih memberikan harapan besar bagi para pelaku usaha knalpot.
“Kerjasama IMI dengan para pelaku UMKM Knalpot Purbalingga tersebut juga akan meliputi pembinaan, pemberdayaan, hingga sharing pengetahuan. Sehingga para pelaku UMKM knalpot di Purbalingga bisa mengetahui ketentuan yang terdapat dalam Permen tersebut. Selain itu, IMI juga akan memfasilitasi para pelaku UMKM knalpot Purbalingga agar bisa ikut serta di berbagai pameran maupun eksibisi otomotif. Sehingga bisa semakin mempromosikan UMKM knalpot Purbalingga ke berbagai kalangan,” ujar Bamsoet usai menerima pelaku UMKM Knalpot Purbalingga, di Jakarta, Sabtu (28/10/23).
Hadir antara lain Ketua Dewan Penasehat Kadin Purbalingga Widjy Laksono, Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Pengusaha Knalpot Purbalingga Agus Adi Atmadja dan Dirut PT Borsitech Cipta Mekanika Indra Sukinata.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, kualitas knalpot asal Purbalingga bukan hanya telah memenuhi standar nasional, melainkan juga internasional. Terbukti dengan telah digunakannya berbagai knalpot Purbalingga di beragam produk otomotif ternama seperti BMW, Mercedess-Benz, Toyota dan Honda.
“Tidak hanya untuk motor dan mobil, knalpot asal Purbalingga juga telah digunakan untuk panser dan tank. Sejak tahun 2008, PT Pindad telah memesan knalpot produksi para perajin dari Purbalingga untuk digunakan pada kendaraan tempur pesanan Malaysia dan Lebanon. Menunjukan bahwa knalpot buatan produsen Purbalingga tidak kalah bersaing dengan produsen knalpot dari Prancis,” jelas Bamsoet.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen serta Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, sejarah industri knalpot di Purbalingga dimulai di Dusun Pesayangan. Pada 1950-an. Dusun ini mulanya dikenal sebagai pusat kerajinan logam seperti perkakas dapur dan gamelan. Kemudian pada 1977, salah satu pengrajin logam di Purbalingga mulai membuat knalpot dan permintaannya terus meningkat.
Industri knalpot di Purbalingga bukan hanya telah menjadi ikon ekonomi melainkan juga ikon daerah. Tidak heran jika Kabupaten Purbalingga dijuluki sebagai Kota Knalpot.
“UMKM knalpot terus mengalami perkembangan yang pesat dan mampu menyokong perekonomian daerah. Kementerian Perindustrian melaporkan, nilai produksi knalpot di Purbalingga meningkat hampir empat kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Dari Rp 37 miliar pada tahun 2010, menjadi Rp 138,7 miliar pada 2020. Begitu pula dengan nilai investasinya melesat tiga kali lipat, dari Rp 1,6 miliar pada 2010 menjadi Rp 5,2 miliar pada 2020. Kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat tidak perlu diragukan,” pungkas Bamsoet. (*)