Terima Pengurus Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah, Bamsoet Dukung Santri Penghafal Al-Quran
JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus pendiri Majelis Ta’lim Baitus Sholihin Bambang Soesatyo mendukung keberadaan Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah sebagai lembaga pendidikan yang melahirkan para penghafal Al-Quran, hafidz dan hafidzah. Berdiri sejak tahun 2005, Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah sudah memiliki 60 cabang yang tersebar di 15 provinsi dengan 4.500 lebih santri/peserta didik. Antara laih terdapat di Aceh, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, NTB, Kalimantan Selatan, hingga Sulawesi Selatan.
“Yayasan juga memiliki program beasiswa tahfidz Turki. Memudahkan para santri untuk belajar langsung tahfidz Quran di berbagai lembaga pendidikan di Turki. Beasiswa tersedia untuk berbagai jenjang pendidikan, dari mulai tingkat SMP/sederajat hingga SMA/sederajat,” ujar Bamsoet usai menerima pengurus Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah, di Jakarta, Jumat (22/10/21).
Pengurus Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah yang hadir antara lain Ustad Selman, Ustad Bestami dan Ustad Osman.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, program kurikulum pendidikan di Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah terbagi menjadi 6 tingkatan. Pertama, tingkat pra tahfidz yang mengajarkan qiraat, ilmu tajwid, tahsin, fiqih, sirah nabawiyyah, ilmu khat, bahasa arab dan bahasa Turki. Kedua, tingkat tahfidz yang mulai menghafal 30 juz. Ketiga, tingkat ibtidai yang mengajarkan ilmu tajwid, hafalan hadits, aqidah, fiqih, tasawuf, dasar-dasar ilmu sharf dan nahwu, bahasa Turki dan bahasa Arab.
“Keempat, tingkat ihdzari yang mengajarkan fiqih, aqidah, tarikh, tasawuf, sharf dan nahwu II, hadits, tafsir, ilmu mantiq, dan bahasa Turki. Kelima, tingkat tahta takamul yang mengajarkan tafsir, sharf dan nahwu III, sastra bahasa Arab, ilmu mantiq, fiqih IV, dan mahzab. Keenam, tingkat takamul yang mengajarkan usul fiqih, hadist, usul tafsir, dan ilmu faraidh,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah memiliki beberapa keunggulan dalam metode pembelajarannya. Antara lain, menggunakan metode tahfidz Turki Utsmani, belajar bahasa Turki dari penutur asli, mendapatkan ijazah Tahfidz, hingga mendapatkan ijazah Muadalah.
“Para santri yang telah lulus menempuh pendidikan juga berkesempatan belajar dan mengajarkan Islam di berbagai negara. Mengingat jaringan Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah tersebar di berbagai organisasi keagamaan di berbagai negara,” pungkas Bamsoet. (*)