Respon Ketua DPR RI Atas Isu-isu Aktual, Rabu (19/12/18)
Pertama : Terkait meningkatnya harga sejumlah bahan pangan pokok yang terjadi menjelang libur Natal 2018 dan tahun baru 2019, seperti telur ayam ras dari Rp 23.000/kg menjadi Rp 27.000/kg, daging ayam ras dari Rp 34.000/kg menjadi Rp 35.000/kg, beras dari Rp 9.363/kg menjadi Rp 10.700/kg, dan cabai dari Rp 28.000/kg menjadi Rp.32.074/kg, Ketua DPR:
- Mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag), Badan Urusan Logistik (Bulog), Pemerintah Daerah (Pemda), dan Dinas Perdagangan untuk melakukan peninjauan pasar dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga pangan, salah satunya dengan melakukan pengecekan stok pangan di setiap daerah serta kesiapan produsen dan distributor untuk menghadapi permintaan yang meningkat menjelang Natal 2018 dan tahun baru 2019;
- Mendorong Kemendag), Bulog, bersama Pemda dan Dinas Perdagangan untuk menekan laju kenaikan harga pangan dengan melakukan operasi pasar sebagai upaya untuk melakukan pengendalian laju kenaikan harga pangan, agar tidak ada spekulan atau pengusaha yang mendorong kenaikan harga secara berlebihan;
- Mendorong Satuan Tugas Pangan (Satgas Pangan) Polri untuk meningkatkan pengawasan dengan melakukan sidak, baik ke tempat penyimpanan stok ataupun pasar-pasar, guna menghindari adanya produsen, distributor, ataupun pedagang yang mencari untung dengan menimbun stok bahan pangan, serta menindak tegas spekulan maupun pengepul yang terbukti mengakibatkan harga pangan melesat tinggi di pasaran.
Kedua : Terkait dengan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) adanya transaksi keuangan secara tunai sebesar Rp 1,3 triliun terkait dengan penyelenggaraan Pemilu selama periode 2017 sampai dengan Kuartal III 2018, serta adanya identifikasi 143 potensi transaksi keuangan yang mencurigakan, Ketua DPR:
- Mendorong Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bekerjasama dengan PPATK untuk menindaklanjuti temuan tersebut serta memonitoring pergerakan dana kampanye berupa sumbangan dan belanja peserta pemilu guna memastikan pemilu bebas dari praktik pencucian uang hasil kejahatan dan politik uang;
- Mendorong Bawaslu untuk meningkatkan pengawasan serta melakukan upaya preventif, terutama terhadap transaksi keuangan yang berpotensi terjadinya politik uang pada saat proses kampanye, seperti pembagian sembako dan pemberian uang sebelum hari pencoblosan;
- Mendorong masyarakat berperan aktif dalam melaporkan apabila ada pasangan calon atau partai politik yang memberikan uang pada saat kampanye.
Ketiga : Terkait lonjakan impor komoditas sayuran yang menjadi salah satu pemicu terjadinya defisit neraca dagang sebesar 2,05 miliar dolar AS pada November 2018 (data Badan Pusat Statistik/BPS), serta meningkatnya pertumbuhan impor sayuran pada November 2018 sebesar 140% dibandingkan pada Oktober 2018, yaitu impor sayuran pada Oktober 2018 sebesar USD 40 juta, sedangkan pada November 2018 mencapai USD 97 juta, Ketua DPR:
- Mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperketat pengawasan terhadap aturan wajib tanam bagi importir swasta, tidak hanya pada satu jenis komoditas saja tetapi melingkupi seluruh komoditas, seperti bawang putih, kentang, maupun kacang-kacangan, agar aturan wajib tanam tersebut dapat berjalan dengan optimal, sehingga tidak selalu bergantung pada impor;
- Mendorong Kementan untuk memberikan penyuluhan kepada para petani agar dapat meningkatkan produktivitas dari hasil tanam hortikultura, sehingga jumlah impor dapat ditekan dan dapat mengelola serta mengutamakan produk hortikultura dalam negeri;
- Mendorong Kementan untuk berkomitmen dalam menyejahterakan petani-petani lokal di seluruh Indonesia, serta bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) agar dapat mengembangkan benih dan memproduksi hortikultura di Indonesia.
Keempat : Dalam rangka memperingati Hari Bela Negara Tahun 2018 dengan tema “Mari Membangun Bangsa, Bersatu dan Membela Negara”, yang diperingati setiap tanggal 19 Desember 2018, Ketua DPR menegaskan kesadaran bela negara sangat penting untuk ditanamkan sejak dini kepada seluruh warga negara Indonesia, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta tanah air sekaligus untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas ancaman guna mewujudkan Ketahanan Nasional yang tangguh. (Bamsoet)