Ketua DPR Minta Impor Jagung Tak Rugikan Petani

9
Nov

Ketua DPR Minta Impor Jagung Tak Rugikan Petani

Kompas.com – Ketua DPR Bambang Soesatyo menyarankan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) terlebih dahulu melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait persediaan jagung sebelum mengimpor.

Hal itu diperlukan untuk memastikan kebutuhan di lapangan. Apa lagi sebelumnya Kementan menyatakan Indonesia masih surplus jagung sebanyak 12,98 juta ton pipilan kering (PK) pada 2018. Bahkan Indonesia dinyatakan dapat mengekspor jagung ke Filipina dan Malaysia sebanyak 372.990 ton. “Sehingga jika impor dilaksanakan tidak merugikan petani jagung,” kata Bamsoet, sapaannya, melalui keterangan tertulis, Jumat (9/11/2018).

Ia pun meminta Kementan untuk melakukan kajian di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan wilayah penghasil jagung berkualitas. Apalagi, kata Bamsoet, pada umumnya setiap tanah yang ada di NTT dapat ditanam jagung sebagai produk unggulan daerah, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

“Kami juga mendorong pemerintah untuk menjaga kestabilan harga pasaran sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 58 tahun 2018 yang menetapkan harga jagung Rp 4000 per kilogram di tingkat pabrik, agar masyarakat tidak resah,” lanjut dia.

Pemerintah membuka keran impor jagung dalam waktu dekat. Kebijakan itu diambil usai pemerintah menggelar rapat koordinasi pangan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (2/11/2018). “Untuk peternak, kita sudah siapkan carikan jagung bagaimana caranya agar peternak kecil diperhatikan,” ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman usai rapat koordinasi.

Di tempat yang sama, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita tutup mulut soal persoalan ketersediaan jagung untuk para peternak. Saat ditanya, ia justru meminta wartawan untuk menanyakan hal itu kepada Menko Perekonomian Darmin Nasution. Kepala Bulog Budi Waseso juga tak mau komentar soal penyediaan jagung. Ia bilang Menko Perekonomian akan memberikan penjelasan.

Titik terang dari hasil rapat koordinasi terkait pangan itu justru muncul dari Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita. Ia menuturkan, pihaknya mengusulkan adanya impor jagung untuk para peternak sebanyak 50.000-100.000 ton pada akhir 2018.

Ketut mengatakan, usulan itu sudah disepakati di dalam rapat koordinasi untuk keperluan pakan ternak. ” Jagung kan mahal nih, ya supaya biar terjangkau misalnya sampai Rp 4.000 per kg kan sesuai HPP, makanya diintervensi di situ,” kata dia.

Leave a Reply