Kunjungi Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Energy Absolute Thailand, Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Investasi di Indonesia

28
Nov

Kunjungi Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Energy Absolute Thailand, Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Investasi di Indonesia

BANGKOK – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendukung Amita Technologies Thailand (Energy Absolute Group) yang ingin melakukan investasi di Indonesia. Khususnya, dalam pembuatan baterai kendaraan listrik yang menjadi komponen utama dalam kendaraan listrik. Terlebih, nikel sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik, sangat banyak tersedia di Indonesia.

“Amita Technologies (Energy Absolute Group) adalah salah satu produsen baterai Polimer Lithium-Ion di Thailand yang berdiri sejak tahun 2000. Dengan mempunyai pengalaman lebih dari 20 tahun, saat ini Amita Technologies memproduksi baterai yang mensupply kendaraan – kendaraan listrik ke berbagai negara,” ujar Bamsoet usai mengunjungi pabrik Amita Technologies di Bangkok, Selasa (28/11/23).

Hadir antara lain CEO Amita Technologies (Energy Absolute Group) Chatrapon Sripratum, CEO PT Powerspark Green Energy Richard Christoforus, CEO Takuni Group Public Company Limited Somyos Tiranawatananun, Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Robert Kardinal serta Anggota DPD RI Yorrys Raweyai.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, tren kendaraan listrik membuat nikel menjadi salah satu komoditas yang diburu. Sebagai pemilik cadangan nikel terbesar, Indonesia diuntungkan dengan kondisi tersebut.

“Indonesia adalah negara penghasil nikel terbesar di dunia. Merujuk pada catatan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), produksi nikel dunia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton, atau meningkat sekitar 21% dari produksi tahun 2021. Dari angka tersebut, 48%nya atau sekitar 1,6 juta metrik ton adalah produksi Indonesia,” kata Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menuturkan,
kendaraan listrik memiliki prospek yang cerah di Indonesia. Sebab, selain jumlah penduduk besar mencapai 270 juta lebih, pertumbuhan kelas menengah juga sangat menjanjikan.

Bank Dunia memperkirakan, sebanyak 115 juta penduduk Indonesia berpotensi naik status menjadi kelas menengah. Besarnya status masyarakat yang naik menjadi kelas menengah, menjadikan peluang bagi peningkatan penjualan kendaraan listrik.

“Berdasarkan catatan riset terbaru, penjualan kendaraan listrik akan melonjak 73 juta unit pada tahun 2040 dan akan terus naik setiap tahun sekitar 2 juta unit. Dalam rentang tersebut maka mobil listrik akan meningkat menjadi 60% dari total penjualan mobil dan semuanya membutuhkan baterai yang berasal dari nikel dan bukan bahan baku lain,” pungkas Bamsoet. (*)

Leave a Reply