Rayakan HUT IMI ke-115, Bamsoet Santuni Anak Yatim
JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengungkapkan, sebagai rasa syukur atas usia IMI yang memasuki usia ke-115 tahun, keluarga besar IMI merayakannya dengan memberikan santunan kepada anak yatim dari Yayasan Yatim Piatu Jami Atul Khair, pimpinan Ustazah Ipah. Dilanjutkan doa bersama dengan seluruh Pengurus IMI Pusat dan Pengurus IMI Provinsi yang dilakukan secara virtual.
“Perayaan kali ini dilakukan secara sederhana. Selain karena kondisi pandemi Covid-19, juga untuk lebih mendekatkan internal keluarga besar IMI. Santunan anak yatim dimaksudkan agar perjalanan IMI kedepannya senantiasa dipenuhi keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa. Sekaligus memotivasi anak yatim agar giat belajar, karena bisa jadi diantara mereka kelak ada yang menjadi pembalap profesional,” ujar Bamsoet dalam perayaan HUT ke-115 IMI, di Jakarta, Selasa (30/3/21).
Turut hadir pengurus IMI Pusat, antara lain Badan Pengawas Jeffrey JP dan Kombes Pol Syamsul Bahri, Bendahara Umum Effendi Gunawan, Wakil Ketua Umum Olahraga Sepeda Motor Sadikin Aksa, Wakil Ketua Umum Olahraga Mobil Ananda Mikola, Wakil Ketua Umum Mobilitas Rifat Sungkar, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi A. Riyanto, Wakil Ketua Umum IT dan Digital Tengku Irvan Bahran, Wakil Bendahara Johnson Yaptonaga, Komunikasi dan Media Sosial Chandra Charock, Dwi Nugroho dan Hasby Zamri.
Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, hasil Sensus Penduduk 2020 yang dipublikasikan BPS pada Januari 2021 memperlihatkan ada 10,88 persen penduduk Indonesia (atau sekitar 29,3 juta penduduk) yang masuk dalam Post Gen Z, yakni penduduk kelahiran tahun 2013 ke atas dengan perkiraan usia saat ini sampai dengan 7 tahun. Sementara 27.94 persen atau sebesar 75.5 juta jiwa merupakan Gen-Z kelahiran 1997-2012, yang kini berusia 8-23 tahun.
“Dengan besarnya jumlah penduduk berusia sangat muda, seharusnya tidak sulit mencari bibit unggul untuk olahraga balap. Tinggal bagaimana membina dan mengembangkan potensi mereka. Sebagai senior, tugas kitalah memberikan motivasi kepada para generasi muda bangsa agar jangan takut menggapai mimpi, termasuk menjadi pembalap,” papar Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini turut menjelaskan sejarah panjang IMI yang lahir pada 27 Maret 1906 dengan nama Javasche Motor Club, berkantor di Semarang, Jawa Tengah. Kemudian diubah menjadi Het Koninklijke Nederlands Indische Motor Club (KNIMC).
“Seiring kemerdekaan Republik Indonesia, KNIMC diambil alih Departemen Perhubungan dan diubah menjadi Indonesische Motor Club. Pada tahun 1950, namanya diubah menjadi Ikatan Motor Indonesia (IMI),” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, keberadaan IMI diperkuat melalui UU No.3 Tahun 2005; UU No.2 Tahun 2002; SK Menhub No. KM 447/U/PhB-76; Telegram Kapolri No. STR/462/VI/2013; SK Menkumham No. AHU-0000535.AH.01.08; SK KONI Pusat No. 21/Tahun 2017; Merek/Logo IMI – Menkumham No. IDM000587595. IMI juga anggota resmi dari Federation Internationale de l’Automobile (FIA) dan Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) di tingkat Internasional.
“Pengetahuan terhadap sejarah IMI sangat penting, agar generasi muda memahami bahwa tidak ada yang instan dalam kehidupan. Semuanya membutuhkan proses, termasuk IMI yang kini memasuki usia ke-115 tahun. Karenanya, generasi muda, termasuk para anak yatim, harus tetap optimis. Mereka bisa meraih cita-cita apapun yang diinginkan, mulai menjadi dokter, pembalap, atau profesi lainnya. Kuncinya ada pada ketekunan, dan jangan takut menikmati proses,” pungkas Bamsoet. (*)