Temui Akar Rumput Pemuda Pancasila Banjarnegara, Ketua MPR RI Bamsoet Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Ajak Kader Implementasikan Nilai Pancasila dalam Pemilu Damai
BANJARNEGARA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa tahun 2024 merupakan tahun politik yang sangat penting bagi dunia. Mengingat sebanyak 64 negara dunia dengan jumlah penduduk mencapai 4 miliar yang mewakili hampir setengah populasi dunia akan menyelenggarakan Pemilu untuk memilih presiden-wakil presiden, perdana menteri, hingga anggota legislatif.
Negara-negara tersebut antara lain Indonesia, Amerika Serikat, Rusia, India, Inggris, Korea Selatan, Afrika Selatan, Pakistan, Meksiko, hingga Portugal. Hasil Pemilu berbagai negara besar dunia tersebut akan sangat mempengaruhi masa depan wajah geopolitik dan geoekonomi dunia.
“Sebagai bagian dari negara G-20 yang memiliki pengaruh kuat dalam politik dan ekonomi dunia yang menyelenggarakan Pemilu di awal tahun, tepatnya pada 14 Februari 2024, penyelenggaraan Pemilu di Indonesia akan menjadi sorotan dunia. Indonesia harus bisa menjadi contoh bagi dunia, bahwa sekeras apapun persaingan politik tidak akan membuat kualitas demokrasi menjadi menurun. Apalagi sampai membuat bangsa terpecah belah. Indonesia juga harus bisa menjadi contoh dalam menunjukan bahwa dalam Pemilu ada waktunya bersaing, ada juga waktunya bersanding,” ujar Bamsoet dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI hari ke-5 kunjungannya ke Dapil-7 Jawa Tengah bersama keluarga besar Pemuda Pancasila Kabupaten Banjarnegara, Senin (22/1/24).
Turut hadir antara lain, Ketua Pengurus Cabang Pemuda Pancasila Banjarnegara dan Pengurus Anak Cabang Pemuda Pancasila Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Slamet Sugito, dan Ketua MPO PAC Pemuda Pancasila Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara sekaligus Kepala Desa Gemuruh Herman Djogo.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, untuk mewujudkan Pemilu yang berkualitas, aman, dan damai, dapat dilakukan dengan senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Karena sebagai sumber kepribadian dan moralitas, Pancasila telah menjadi jiwa yang menginspirasi seluruh pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai ideologi dan dasar negara, nilai-nilai Pancasila menjadi landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara.
“Bangsa Indonesia harus bangga memiliki Pancasila. Dalam berbagai forum multi-lateral maupun bilateral, seringkali ungkapan kekaguman pada Pancasila diungkapkan oleh para diplomat negara lain. Selain nilai-nilai universal yang terkandung dalam rumusan Pancasila, di mata dunia, Pancasila dinilai berhasil menjadi titik temu yang mempersatukan keberagaman bangsa Indonesia yang sangat majemuk. Pancasila dianggap sebagai “role model” ideologi yang ideal, khususnya bagi negara-negara muti etnik,” jelas Bamsoet.
Dosen Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Borobudur, Universitas Terbuka, Universitas Pertahanan, dan Universitas Perwira Purbalingga sekaligus Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, merujuk pada catatan sejarah, nilai-nilai Pancasila bahkan sudah dikagumi sejak pertama kali diperkenalkan pada dunia oleh Presiden pertama Indonesia Bung Karno, pada saat menyampaikan pidato di hadapan Kongres AS pada 17 Mei 1956.
Dimasa kini, Pancasila juga sering dijadikan bahan kajian oleh akademisi di Eropa. Hasil kajiannya menyatakan bahwa Pancasila lebih baik dibandingkan paham-paham neoliberalisme serta fundamentalisme keagamaan yang selama ini dianggap sebagai kekuatan politik terbesar dunia.
“Salah satunya tercermin dari pendapat Profesor Thomas Meyer, seorang Pakar Ilmu Politik Universitas Dortmund Jerman, yang menobatkan Pancasila sebagai dasar negara terbaik pada Abad ke-21 ini. Pancasila dianggap sebagai ideologi yang paling cocok diterapkan dan paling mampu menjawab segala tantangan pada abad ke-21,” pungkas Bamsoet. (*)